Bareskrim Tangkap 25 Penjahat Cyber Asal Afrika

Tim Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Mabes Polri tangkap 25 orang pelaku kejahatan cyber crime yang berasal dari negara Afrika. Korban yang menjadi target para penjahat cyber yang juga imigran ilegal itu adalah warga negara China, Thailand dan Indonesia sendiri. Penjahat transnasional itu ditangkap di apartemen Kelapa Gading kawasan komplek Mall Of Indonesia (MOI), Jakarta Utara, Kamis (31/10) pagi.

Bareskrim Tangkap 25 Penjahat Cyber Asal Afrika

"Kita harus mengawasi orang asing ke Indonesia seperti ini, kejahatan yang dilakukan email high checking, transnational crime. Sebelumnya sudah sudah ditangkap 5 orang, sekarang ditangkap 25 orang warga asing," kata Kapolri Komisaris Jenderal Polisi Sutarman, di Mabes Polri,  Jalan Trunojoyo, Jakarta, Kamis (31/10).


Para pelaku kejahatan yang digerebek di Apartemen Kelapa Gading itu diangkut dengan menggunakan bus Patas AC 07 jurusan Kampung Rambutan - Tanjung Priok. Para penjahat rata-rata berkulit hitam itu tiba sekitar pukul 11.00 WIB di Mabes Polri sebelum di proses untuk disidik, mereka di jemur beberapa saat di halaman mabes polri. Kapolri mengemukakan, pelaku kejahatan cyber crime sudah dipantau selama sebulan oleh tim penyidik.

"Mereka dipantau dari pengembangan 5 pelaku sebelumnya yang telah di tangkap," ungkap mantan Kabareskrim tersebut.

Modus yang mereka lakukan dengan cara menipu dan mengambil email seseorang dan membajaknya, lalu mengambil data yang digunakan untuk menakut-nakuti, dan berujung pemerasan. Dengan ditangkapnya lima pelaku kejahatan, akhirnya Bareskrim berhasil menggulung 20 komplotan lainnya.

"Kami juga akan terus melakukan pengembangan atas penangkapan para pelaku kejahatan cyber dan jaringannya," tegas Sutarman. (JN)

Saatnya Indonesia Bermain Cerdas dan Strategis di Kancah Politik Asia Pasifik

NKRI sudah dikepung rapat oleh neokolim yang hampir sekarat ini: Darwin Australia, Cocos Island, Diego Garcia, Guam, Filipina sampai Singapura.
 
Saatnya Indonesia Bermain Cerdas dan Strategis di Kancah Politik Asia Pasifik
 

Ke depan, sistem hegemoni politik-ekonomi berdasar model domestikasi tidak lagi menjadi jaminan berlanjutnya hegemoni. AS harus melihat kenyataan semakin sangarnya China di Asia Pasifik, belum lagi agresifnya Rusia yang mulai bermain-main di Pasifik, termasuk rencananya membuat pangkalan militer di Vietnam. Dan juga jangan lupakan rencana Rusia membuat pangkalan "riset ruang angkasa" di sebuah pulau "Negeri Timur" yang tengah menggeliat bangkit. AS sangat naif dan bodoh jika melihat konstelasi semacam ini, AS masih berpikiran dia sebagai kekuatan unipolar era akhir 1990-an, yang cukup menghegemoni NKRI melalui sistem domestikasi saja.

Kalau Indonesia mau, konflik bisa diledakkan di depan hidung Australia. Sekarang Timor Leste "merapat" ke China, makanya AS dan Australia kebakaran jenggot. China cuma menghormati Indonesia, tinggal menunggu "ijin" dari Indonesia untuk membangun pangkalan di Timles. Kartu "as" ada di tangan NKRI. Jika NKRI ijinkan, Xi Jinping tinggal buat pangkalan langsung menantang pangkalan nekolim AS di Darwin Australia. Maka kita tinggal melihat "pesta kembang api" di Pasifik Selatan. Saatnya NKRI bermain cerdas dan strategis!

Dan Cina baru saja menguji tembak rudal pemburu kapal induk AS, DONGFENG 21-D. Rudal ini mampu mengejar kapal induk AS hingga range 2000 km dan berkecepatan lebih dari 4,5 mach (4,5 kali kecepatan suara). Makanya AS sekarang makin meradang dan megap-megap Mas Arief. Biarkan China saja yg meremukkan AS yang sudah sekarat ini. (GFI)


Penulis Tjokrogeni Ibrahim, Alumni Fakultas Teknik Elektro, Universitas Brawijaya, Malang

RI Jalin Kerjasama Industri Pertahanan dengan Berbagai Negara

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Hari Ulang Tahun TNI ke-68 di Skadron Halim Perdanakusuma Jakarta, 5 Oktober 2013, menjanjikan kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) RI akan meningkat signifikan dalam waktu dekat hingga akhir tahun 2014. Untuk memodernisasi alutsista sekaligus meningkatkan kualitas sistem pertahanan RI, pemerintah telah menjalin kerjasama dengan industri pertahanan di dalam dan luar negeri.

RI Jalin Kerjasama Industri Pertahanan dengan Berbagai Negara
Tank Altay Turki

Ucapan Presiden SBY itu bukan omong-kosong. Sejumlah negara pada akhir Oktober ini membeberkan kerjasama pertahanannya dengan Indonesia. RI aktif menggandeng berbagai negara untuk memperkuat militernya. Mulai negara-negara di kawasan Asia sampai benua Eropa, semua digaet RI dengan rakus demi transfer teknologi pertahanan.


Anggaran modernisasi dan perawatan alutsista TNI sampai akhir tahun 2014 tercatat Rp99 triliun, dan Kementerian Pertahanan masih membutuhkan tambahan anggaran Rp57 triliun. “Kami prioritaskan mencari alutsista bergerak seperti pesawat temput dan tank. Sementara alutsista yang tak bergerak seperti radar,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro

Tank bersama Turki-RI

Selasa 29 Oktober 2013, Duta Besar Turki untuk Indonesia Zekeriya Akcam mengungkapkan negaranya telah mengikat nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) untuk bekerjasama membuat tank dengan Indonesia. MoU itu diteken di sela kegiatan Pameran Industri Pertahanan Internasional (IDEF) ke-11 di Istanbul, Turki, Mei 2013.


Tank Altay Turki
Tank Altay Turki

Produksi tank bersama Indonesia dan Turki tak digarap terburu-buru. Saat ini pemerintah kedua negara lebih dulu mendesain satu prototipe tank. “Setelah desain tank selesai dibuat, maka akan diproduksi massal dan digunakan bagi militer kedua negara,” ujar Zekeriya kepada VIVAnews. Desain tank RI-Turki ini akan diumumkan ke publik internasional setelah kedua negara selesai menggelar pemilu yang sama-sama berlangsung Juli 2014.

Di pihak Indonesia, produksi tank RI-Turki akan melibatkan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Pindad dan PT Len Industri. PT Len merupakan mitra perusahaan Aselsan asal Turki yang sudah berpengalaman memproduksi peralatan komunikasi militer taktis dan sistem pertahanan elektronik untuk Angkatan Bersenjata Turki.

Sementara dari pihak Turki, proyek tank bersama ini akan ditangani oleh kontraktor pertahanan Turki, FNSS Defense System, yang kerap memproduksi roda kendaraan tempur lapis baja dan senjata untuk militer Turki dan sekutunya. Dari segi teknologi, FNSS jelas lebih maju dari PT Pindad. Ini menjadi peluang bagi Indonesia untuk menerima transfer teknologi dari Turki.

Jika Indonesia sukses memproduksi tank Anoa yang diklaim gesit mendekati sasaran, Turki berhasil membuat tank tempur utama bernama Altay yang berbobot 65 ton dan dipersenjatai meriam kaliber 120 mm dan senapan mesin kaliber 12,67 mm. Seperti dilansir www.artileri.org, tank Altay mampu melaju dengan kecepatan 70 km per jam di jalan mulus. Belum lama ini, Turki juga meluncurkan kendaraan lapis baja intai baru yang diberi nama Kaplan atau Harimau.

Soal tank, PT Pindad juga bekerjasama dengan Belarusia untuk mengembangkan tank. Kerjasama industri pertahanan adalah salah satu poin dalam nota kesepahaman RI-Belarusia yang ditandatangani dalam kunjungan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko ke Istana Negara, Jakarta, Maret 2013. Indonesia dan Belarusia juga menjalin kerjasama dalam bidang teknologi informasi dan nanoteknologi.

Radar Ceko


Bukan hanya Turki dan Belarusia yang tertarik menjalin kerjasama pertahanan dengan RI, tapi juga Republik Ceko. Ceko kini sedang menjajaki kerjasama dengan militer RI terkait pertahanan radar. Ceko dikenal punya catatan yang baik soal teknologi radar, terutama radar pasif ERA Ceko.



"Ada beberapa perusahaan Ceko yang menawarkan teknologi pertahanan kepada militer Indonesia. Salah satu teknologi yang kami coba jual yakni radar pasif yang dapat digunakan untuk memantau wilayah udara. Kami juga memiliki radar untuk menara pemantau udara (Air Traffic Controller),” kata Duta Besar Republik Ceko untuk Indonesia Thomas Smetanka kepada VIVAnews, Senin 28 Oktober 2013.

Antusiasme Ceko menawarkan teknologi radarnya kepada Indonesia sudah dimulai ketika Presiden Republik Ceko Vaclav Klaus berkunjung ke Indonesia Juli 2012. Indonesia sendiri enam-tujuh tahun lalu pernah menjajaki penggunaan radar pasif Ceko untuk memperkuat pertahanan udaranya. Ketika itu TNI Angkatan Udara datang langsung ke Ceko.

Namun saat itu TNI belum memutuskan untuk menggunakan radar pasif Ceko karena radar tersebut masih harus diintegrasikan dengan sistem radar yang sudah ada di Indonesia. Kesulitan mengintegrasikan radar baru dan radar lama juga terjadi ketika Indonesia menggabungkan sistem radar buatan Inggris dan Prancis.

Selain menawarkan radarnya, Ceko juga berharap dalam menjalin kerjasama pembelian senjata ringan dengan Indonesia. “Tapi saya tidak bisa memaparkan hal tersebut secara spesifik karena masih dalam tahap penjajakan,” kata Dubes Ceko Smetanka.

Jet Tempur Korea-RI

Proyek pesawat tempur Indonesia-Korea Selatan yang dimulai tahun lalu, ditargetkan selesai tahun 2020 meski ada kendala dana. Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin menekankan pentingnya keberlanjutan produksi jet tempur bersama RI-Korsel itu, siapapun yang terpilih menjadi Presiden RI pada Pemilu 2014.

 

 

“Program pesawat tempur KFX/IFX (Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment) adalah program nasional demi kepentingan bangsa dan negara. Kita harus mewujudkannya demi kemandirian bangsa membangun kekuatan pertahanannya,” kata Sjafrie. Tekad itu tak mengherankan karena bila proyek ini berhasil, maka KFX/IFX akan menjadi pesawat tempur pertama yang dibuat Indonesia.

Proyek tersebut kini memasuki tahap kedua, yakni pengembangan pesawat atau engineering manufacturing development. PT Dirgantara Indonesia menyiapkan 30 item dari 72 teknologi dalam pesawat itu. Untuk pengerjaan pesawat dengan skema joint production ini, Indonesia telah mengirimkan 40 orang teknisi dan insinyurnya ke Korsel pada pertengahan tahun 2012.

Pengembangan teknologi jet tempur KFX/IFX akan dilakukan hingga tahun 2020, dan dana yang dibutuhkan untuk memproduksi pesawat ini mencapai US$8 miliar, di mana Indonesia mendapat porsi anggaran sebanyak US$1,6 miliar.

Apapun, ambisi RI dan Korsel untuk memiliki pesawat tempur buatan sendiri masih terganjal dana. Dalam pertemuan antara Ketua Parlemen Korsel Ahn Hong-joon dan Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung, Mei 2013, terungkap bahwa pemerintah Korsel kesulitan mencari dana untuk proyek mahal tersebut. Namun Hong-joon meyakinkan, proyek KFX/IFX tak akan terhenti.

Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengatakan, jet tempur Korsel-RI ini nantinya akan lebih canggih dari F-16 buatan Amerika Serikat. “Kalau F-16 itu generasi keempat, F-35 generasi kelima, KFX/IFX di tengah-tengahnya. Sukhoi buatan Rusia masih generasi empat,” kata Budi.

Untuk diketahui, F-16 dan F-35 merupakan pesawat tempur buatan Amerika Serikat, namun diproduksi oleh perusahaan yang berbeda. F-16 dikeluarkan oleh General Dynamics, sedangkan F-35 dikembangkan oleh Lockheed Martin.

KFX/IFX buatan RI-Korsel nantinya akan diproduksi sebanyak 250 unit, dan Indonesia mendapat bagian 20 unit. Satu unit pesawat tempur ini nantinya dihargai sekitar US$70-80 juta.

Masih banyak negara-negara lain yang berminat menjalin kerjasama dalam industri pertahanan dengan Indonesia, misalnya Ukraina. Komisi I DPR RI yang membidangi pertahanan, intelijen, dan luar negeri telah berkunjung langsung ke Ukraina, April 2013. Ukraina merupakan salah satu pusat industri militer di masa Uni Soviet masih berdiri.

Di Ukraina, DPR antara lain mengunjungi industri lapis baja, radio, roket jarak jauh dan luar angkasa, penerbangan, serta perkapalan. “Ukraina adalah negara produsen peluru kendali terbesar ketiga di dunia. Indonesia menginginkan pola kerjasama transfer teknologi dan produksi bersama,” kata anggota Komisi I Husnan Bey Fananie.

Namun kerjasama pertahanan RI-Ukraina sejauh ini belum terealisasi karena belum terbentuk komisi gabungan antara kedua negara.  (VivaNews)

Indonesia Akan Terima Hibah Kapal Selam Setelah ada Kepastian dari Russia

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan pemerintah sedang menunggu kepastian hibah kapal selam dari Rusia. "Saat ini kami menunggu surat resmi dari Rusia," kata Purnomo kepada wartawan di Landasan Udara Ranai, Natuna, Rabu, 30 Oktober 2013.

Indonesia Akan Terima Hibah Kapal Selam Setelah ada Kepastian dari Russia

Surat itu, dia melanjutkan, berisi kepastian berapa kapal selam yang akan dihibahkan Rusia. Termasuk bagaimana keadaan fisik kapal selam itu dan seberapa banyak perbaikan yang diperlukan. Sebab dalam hibah alat utama sistem persenjataan, negara pemberi pasti menyaratkan seberapa besar perbaikannya. "Tapi katanya masih bagus kondisinya," kata dia.

Soal berapa pagu anggaran untuk biaya 'up-grade' kapal selam ini, Purnomo belum mau menjawab. Sebab saat ini yang ditunggu oleh pemerintah adalah kepastian jadi atau tidaknya hibah kapal selam dari Rusia.


Menurut informasi awal yang Purnomo peroleh dari Duta Besar Rusia di Indonesia, negara Beruang Merah itu akan menghibahkan 10 kapal selam jenis Killo Class Namun hal itu bisa saja berubah. "Sebab negara tetangga, Myanmar juga mendapat satu (kapal selam) hibah dari Rusia."

Purnomo sendiri menyatakan bahwa TNI memerlukan hibah kapal selam dari Rusia itu. Sebab, kapal selam merupakan alutsista strategis untuk menjaga arus laut kepulauan Indonesia. Saat ini Indonesia baru punya dua unit kapal selam, KRI Cakra dan KRI Nanggala. Pemerintah telah memesan tiga unit kapal selam Changbogo dari Korea Selatan. "Kami butuhnya lebih dari lima itu," kata Purnomo.

Terlebih, dia melanjutkan, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetyo menyatakan bahwa dia membutuhkan kapal selam yang mampu meluncurkan rudal dari bawah permukaan air ke udara. Kemampuan itu merupakan salah satu kelebihan kapal selam Killo Class milik Rusia.

Sebelumnya, Sumber Tempo di Kementerian Pertahanan menyebutkan bahwa pemerintah Rusia tak serius menghibahkan kapal selam. Buktinya, perwakilan Indonesia yang dipimpin KSAL Laksamana Marsetyo tak mendapat jawaban yang pasti soal hibah ini saat bertandang ke Rusia.

Menurut Sumber Tempo, pemerintah Rusia mengaku tak punya rencana untuk memberikan hibah kapal selam ke Indonesia. Bahkan Sumber Tempo menyebut KSAL Indonesia tak bisa bertemu dengan KSAL Rusia.

Menanggapi hal ini, Menteri Purnomo tak mau berkomentar berlebihan. Dia mengaku tak tahu persis apa yang terjadi di sana. Menurut dia, setiap pejabat pasti punya kesibukan masing-masing. Bisa saja KSAL Rusia sedang sibuk hingga tak bisa temui perwakilan Indonesia.

Bahkan Purnomo menyebut perwakilan Indonesia sudah bertemu dengan pejabat penting Rusia. Termasuk pihak yang mengurus segala urusan jual-beli senjata Rusia, Rosoboron. "Pokoknya tunggu dulu surat resmi dari Rusia." (Tempo)

Parlemen : Penyadapan AS di Indonesia Bisa Jadi Skandal Politik Besar

Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq menegaskan sangat mungkin pihak Amerika Serikat (AS) memang meakukan penyadapan komunikasi di Indonesia.

"Apalagi pihak pemerintah AS pernah nyatakan bahwa mereka lakukan hal yang lazim dilakukan di dunia intelijen," kata Mahfudz ketika dikonfirmasi, Kamis (31/10/2013).
Informasi mengenai aksi AS  memata-matai Asia Tenggara termasuk Indonesia dilansir  media Australia, Sydney Morning Herald (SMH) mengutip data yang dibocorkan Edward Snowden.


Parlemen : Penyadapan AS di Indonesia Bisa Jadi Skandal Politik Besar

Disebutkan aksi penyadapan dilakukan gabungan dua badan rahasia AS yakni CIA dan NSA  yang dikenal dengan nama "Special Collection Service".


Amerika Serikat diketahui menyadap dan memantau komunikasi elektronik di Asia Tenggara melalui fasilitas mata-mata yang tersebar di kedutaan besarnya di beberapa negara di kawasan itu, termasuk kedutaan AS  di Jalan Medan Merdeka Jakarta Pusat, seperti dilaporkan media Australia, Sydney Morning Herald (SMH) mengutip data yang dibocorkan Edward Snowden.

Menurut Mahfudz penyadapan ilegal oleh pihak AS ini bisa menjadi skandal politik besar di Indonesia jika terbongkar siapa-siapa  saja pihak Indonesia yang disadap oleh Amerika.

Masalah ini telah dilaporkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa   kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Yang saya ketahui Menlu telah melaporkan ke Bapak Presiden bahwa Menlu telah berkomunikasi dengan Kuasa Usaha Kedubes AS di Jakarta yang intinya menyampaikan protes dan keprihatinan yang mendalam atas berita adanya fasilitas pemantauan komunikasi intelejen di Kedubes AS di Jakarta," kata Staf Khusus Presiden bidang Luar Negeri,Teuku Faizasyah, ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Rabu (30/10/2013).

Menurut Teuku, posisi pemerintah Indonesia sudah disampaikan Menlu dalam pembicaraan tersebut bahwa apabila berita termaksud benar, maka tindakan tersebut tidaklah bersahabat.

"Dan ini bertentangan dengann hubungan baik Indonesia dengan AS," ujar Teuku.



Sumber : Tribun

Kapolri diminta koordinasi dengan TNI Untuk Selesaikan Persoalan Konflik di Perbatasan

Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Pol Sutarman diminta untuk menyelesaikan persoalan konflik di daerah perbatasan, seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Kapolri diminta koordinasi dengan TNI Untuk Selesaikan Persoalan Konflik di Perbatasan

Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso meminta, agar Sutarman segera bekerja sama dengan Panglima TNI untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

"Adanya konflik-konflik OPM, Polri segera berkoordinasi dengan Panglima TNI, jangan ada pembiaran," kata Priyo di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2013).


Politikus Partai Golkar ini juga menyampaikan, masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus segera dituntaskan mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) tersebut.

"Tetap masih banyak PR lain yang harus segera ditangani, misalnya masih ada ekses-ekses antara polisi dengan militer, saya bicara langsung dengan Panglima TNI itu juga secara khusus dibenahi, termasuk ancaman terorisme dan narkoba," tuntasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Sutarman resmi menjadi Kapolri setelah dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan dilanjutkan dengan Serah Terima Jabatan (Sertijab) dari Jenderal Pol Timur Pradopo.

Sebelum dilantik, mantan Kapolda Metro Jaya ini lebih dahulu menjalani uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di Komisi III DPR RI. (SIndo)

Indonesia Protes Keras Fasilitas Intelijen di Kedutaan AS di Jakarta

“Indonesia tidak dapat menerima dan mengajukan protes keras terhadap berita tentang keberadaan fasilitas penyadapan di Kedubes AS di Jakarta,” ucap Menteri Luar Negeri, Marty M. Natalegawa, menanggapi pemberitaan di surat kabar harian Sydney Morning Herald pada tanggal 29 Oktober 2013 tentang keberadaan dan penggunaan fasilitas penyadapan di Kedutaan AS di Jakarta.

Indonesia Protes Keras Fasilitas Intelijen di Kedutaan AS di Jakarta
Menteri Luar Negeri Marty M. Natalegawa

Penyadapan telepon dan komunikasi oleh intelijen AS tak hanya ditujukan untuk para pemimpin di Eropa. Ternyata, penyadapan juga dilakukan oleh NSA di Indonesia. Informasi tentang keberadaan fasilitas penyadapan di Kedubes AS di Jakart dibeberkan oleh surat kabar harian Sydney Morning Herald pada 29 Oktober 2013.


Fasilitas pengawasan elektronik ini ditempatkan di kedutaan-kedutaan besar AS dan konsulat di seluruh Asia, demikian informasi yang diungkapkan oleh intelijen whistleblower Edward Snowden. Snowden membeberkan sebuah peta rahasia  yang berisis daftar fasilitas mata-mata AS di seluruh dunia, termasuk fasilitas intelijen komunikasi di kedutaan besar di Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh dan Yangon. Snowden menegaskan, pada 13 Agustus 2010 silam peta itu tidak menunjukkan fasilitas yang dimaksud di Australia, Selandia Baru, Inggris, Jepang dan Singapura  yang merupakan sekutu terdekat AS.

Peta yang awalnya dipublikasikan secara penuh di website Der Spiegel, tetapi kemudian diganti dengan versi yang disensor, memuat daftar khusus fasilitas Layanan Koleksi di 90 lokasi di seluruh dunia, termasuk 74 fasilitas berawak, 14 fasilitas dioperasikan dari jarak jauh dan dua dengan dukungan teknis dari pusat. Secara jelas disebutkan, fasilitas intelijen ada di kedutaan di Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh dan Yangon.

“Kami telah berbicara dengan Kepala Perwakilan Kedutaan AS di Jakarta untuk menuntut penjelasan resmi Pemerintah AS atas pemberitaan dimaksud. Perlu ditegaskan bahwa jika terkonfirmasi, tindakan tersebut bukan saja merupakan pelanggaran keamanan, melainkan juga pelanggaran serius norma serta etika diplomatik dan tentunya tidak selaras dengan semangat hubungan persahabatan antar negara,” tambah Menteri Luar Negeri. (JN)

TNI AU Butuh Tambahan 34 Radar Untuk Jaga Kedaulatan Udara Indonesia

Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantioro menjelaskan, saat ini Indonesia sedikitnya membutuhkan sebanyak 34 radar. Radar dibutuhkan untuk menunjang pengawasan TNI Angkatan Udara (AU) dalam menjaga wilayah udara di seluruh Indonesia.

TNI AU Butuh Tambahan 34 Radar Untuk Jaga Kedaulatan Udara Indonesia

"Jadi radar TNI AU itu radar primer, kalau sekunder itu buat komersil. Untuk kekurangannya, kami hitung sekitar 32 sampai 34 radar untuk seluruh Indonesia," kata Purnomo di Markas Komando Latihan Angkasa Yudha 2013 Lanud Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (30/10).

Purnomo menegaskan, saat ini yang menjadi prioritas penambahan radar dipusatkan di bagian timur Indonesia. Semua dilakukan demi pengawasan arus penerbangan yang maksimal.


"Wilayah barat sudah sebagian terpenuhi. Kalau wilayah timur ya bertahap. Untuk renstra (rencana strategis) pertama ada empat yang harus dipenuhi," ujar Purnomo.

Namun demikian, pemenuhan radar yang kurang tersebut akan dilakukan secara bertahap. Semua dilakukan sesuai renstra dan masterplan yang sudah ada.

Dijelaskan, selain dilakukan bertahap, pemenuhan radar tersebut juga menunggu persetujuan dari kementrian keuangan (Kemkeu) dan Badan Perencanaan Pembangunan nasional (Bappenas).

"Untuk renstra pertama sampai 2014 ini, kami rencana beli 4 radar harganya total US$ 150 juta," ungkap Menhan.

Penguatan alat utama sistem senjata (Alutsista) juga tetap akan menjadi prioritas. Kemhan saat ini masih utamakan alutsista bergerak, baru pemenuhan alutsista tidak bergerak seperti radar.

Komandan Satuan Radar 212 Lanud Ranai Mayor Electronika Feri menuturkan, radar yang sudah terpasang di Lanud Ranai jangkauanya mencapai hingga 540 Km. Akivitas radar sangat diperlukan untuk mengintai arus penerbangan yang melewati udara di Natuna.

"Jangkauan radar ini bisa sampai kucing (wilayah bagian Malaysia)," kata Feri.

Saat ini, radar di Lanud Ranai yang menjadi pintu gerbang terdepan pertahanan Indonesia dijaga sekitar 47 Personil. 47 itu terdiri dari perwira 12 dan anak buah 35.

"Mulai Januari hingga Oktober hanya ada penerbangan kapal Tiongkok, tapi setelah dicek berkas lengkap, itu terjadi April 2013," ucapnya. (BeritaSatu)

Indonesia dan Turki Sepakati Pengembangan Tank Bersama

Prototipe tank pertama akan dipublikasikan pada Juli 2014.

Pemerintah Indonesia dan Turki sepakat menjalin kerja sama dalam pembuatan tank. Kesepakatan itu diikat dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani di sela kegiatan Pameran Industri Pertahanan Internasional (IDEF) ke-11 di Istanbul, Turki, pada Mei lalu.

Indonesia dan Turki Sepakati Pengembangan Tank Bersama
Tank ALTAY Turki
Salah satu poin yang tertuang di dalam MoU itu adalah pemerintah kedua negara akan mendesain satu prototipe tank terlebih dahulu. “Saat ini proses pengerjaan baru sebatas pembuatan protipe tank. Setelah desain tank selesai dibuat, maka rencananya akan diproduksi massal dan digunakan bagi milter di kedua negara,” ujar Duta Besar Turki untuk Indonesia Zekeriya Akcam kepada VIVAnews, 29 Oktober 2013, di Hotel Shangri-La dalam perayaan Hari Nasional ke-90 Turki.

Zekeriya berharap prototipe tank akan selesai dibuat setelah Turki menggelar pemilu tahun depan. “Desain tank akan diungkap ke publik setelah Turki selesai menggelar pemilu pada Juli 2014. Kebetulan Indonesia dan Turki sama-sama akan menggelar Pemilu Presiden di waktu yang sama,” kata Zekeriya.

Pembuatan tank ini rencananya akan melibatkan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, yakni PT Pindad dan PT LEN. Salah satu perusahaan asal Turki, ASELSAN, merupakan mitra dari PT LEN yang sudah memiliki pengalaman memproduksi peralatan di bidang pertahanan dan keamanan. Sementara dari pihak Turki, proyek ini akan ditangani oleh FNSS Defense System.

Tanam investasi

Zekeriya juga mengatakan, dua perusahaan besar Turki akan menanamkan investasi di Indonesia. Perusahaan itu bergerak di bidang pengeboran dan pertambangan, serta produksi mesin pendingin dan mesin cuci.

“Mereka telah melakukan survei selama hampir empat tahun untuk menentukan tempat investasi. Untuk perusahaan pertambangan dan pengeboran dari Turki, mereka baru memperoleh izin di Agustus lalu,” kata Zekeriya. Perusahaan itu akan mulai melakukan pengeboran di Pulau Sumatera.

Sementara untuk perusahaan produsen mesin pendingin dan mesin cuci dari Turki, sudah siap memproduksi produknya karena telah menemukan mitra lokal.

Namun, ujar Zekeriya, lebih banyak perusahaan Turki yang lebih memilih untuk melakukan hubungan dagang di Indonesia ketimbang berinvestasi. Penyebabnya adalah nilai tukar mata uang yang tak stabil dan birokrasi yang rumit. “Terlalu banyak perjuangan dan birokrasi untuk bisa memperoleh izin usaha di Indonesia,” kata dia.

Dalam neraca perdagangan, Indonesia masih mengalami defisit dari Turki pada tahun 2012. Zekeriya mengatakan nilai perdagangan dari Indonesia ke Turki mencapai US$1,5 miliar, sedangkan dari Turki ke Indonesia mencapai US$250 miliar. (VivaNews)

Panglima TNI Minta Pemprov DKI Lebarkan Jalan di Depan Mabes TNI

Panglima TNI Jenderal Moeldoko meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk melebarkan jalan di sekitar Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Menurut Moeldoko, Rabu 30 Oktober 2013, jalan di sekitar Mabes TNI itu dinilai tidak layak untuk akses jalan.

Panglima TNI Minta Pemprov DKI Lebarkan Jalan di Depan Mabes TNI

"Kami prajurit TNI meminta pada Gubernur untuk membenahi jalan yang di depan Mabes. Sempit dan ketidakteraturan terjadi di situ," kata Moeldoko di Mabes TNI.

Moeldoko berharap, melalui pertemuan dengan Gubernur Jokowi, ada tindak lanjut dari Pemprov DKI untuk merealisasikan permintaan TNI. Karena pembenahan jalan di depan Mabes TNI itu merupakan kewajiban dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta


"Kita semua berharap bisa tertib dan seimbang dengan lingkungan di depan," katanya.

Sementara itu, Gubernur Jokowi mengatakan, berdasarkan Peraturan Gubernur, lebar untuk jalan di depan Mabes TNI itu memang seharusnya dibuat 20 meter. Sementara saat ini kurang lebih hanya tujuh meter.

Oleh karena itu, Pemprov DKI akan segera menindaklanjuti permintaan pelebaran jalan itu dan segera membuat Detail Engineering Design (DED).

"Masuk ke Mabes jalannya masih sempit. Itu akan segera kami laksanakan," kata Jokowi.

Kata dia, pelebaran jalan itu akan dilaksanakan pada Januari 2014. "Ini digambar sebentar, satu bulan. Kira-kira Januari kami akan sosialisasi dan kita harapkan keluar tol sudah pada posisi lebar dan ada trotoar," katanya. (VivaNews)

TNI AU Gelar Latihan di Natuna

TNI AU menggelar latihan perang dengan sandi Angkasa Yudha 2013. Latihan itu melibatkan puluhan pesawat tempur canggih, seperti Super Tucano, Hawk, dan Sukhoi. Latihan yang digelar di Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), itu dilakukan untuk menyikapi memanasnya konflik Kepulauan Spratly yang melibatkan enam negara, yaitu Brunei, China, Filipina, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam.

TNI AU Gelar Latihan di Natuna

"Dipilihnya Natuna sebagai pusat latihan TNI AU untuk menyikapi perkembangan Laut China Selatan yang cukup panas akibat konflik Spratly. Meskipun Indonesia tidak terlibat dalam konflik, lokasinya sangat dekat dengan perbatasan nasional," kata Direktur Latihan Perang TNI AU, Marsda TNI Sudipo Handoyo, di Batam, Selasa (29/10).


Latihan yang digelar selama lima hari hingga Jumat (1/11) ini mengangkat tema "Komando Tugas Udara Gabungan Beserta Perkuatannya Melaksanakan Operasi Udara di Pulau Natuna dan Sekitarnya guna Mendukung Komando Gabungan TNI Dalam Rangka Menjaga Keutuhan NKRI".

"Angkasa Yudha 2013 akan dibagi dalam dua kegiatan utama, yaitu gladi posko dan manuver lapangan. Untuk gladi posko dilaksanakan pada 21–24 Oktober 2013 di kampus Seskoau, Lembang, Bandung. Sedangkan manuver lapangan digelar 28 Oktober sampai dengan 1 November 2013 di Kepulauan Natuna," kata Sudipo.

Menurut Sudipo, latihan perang itu bertujuan menguji doktrin satuan, meningkatkan kemampuan personel Komando Operasi TNI AU I (Koopsau I), Koopsau II, Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), Korps Pasukan Khas TNI AU (Korpaskhas) beserta seluruh pendukungnya, termasuk satuan radar serta ratusan prajurit untuk mendukung latihan puncak TNI AU ini. (KJ)

Pindad Selesaikan Prototype Tank Medium

PT Pindad (Persero) siap meluncurkan tank asli buatan Indonesia yang pertama ke publik. Tank ini sekarang masuk ke fase pematangan model prototype atau purwarupa tank tipe medium di pusat pengembangan.


Pindad Selesaikan Prototype Tank Medium

Dari gambar yang diteroleh detikFinance, tampilan body terlihat mirip panser Anoa 6X6. Kepala Departemen Humas dan Hukum PT Pindad Tuning Rudiyanti menjelaskan medium tank karya Pindad ini memang masih perlu penyempurnaan.

"Nah, kalau tank itu kita mulai dari kelas medium. Sekarang untuk tank baru masuk di litbang. Secara fisik iya sudah jadi tapi kalau teknis baru setengahnya. Ini bisa dilihat di Pindad. Ini benar-benar karya Pindad," ucap Tuning kepada detikFinance Rabu (30/10/2013).

Tank ini merupakan loncatan dari pengembangan panser Anoa dan kendaraan taktis Komodo. Ketika prototype tank bernama SBS ini tuntas, produsen senjata dan kendaraan tempur pelat merah ini siap melanjutkan ke proses sertifikasi di Kementerian Pertahanan.

 


 

"Nanti kalau sudah jadi prototype diajukan sertifikasi baru diproduksi," jelasnya.

Tank produksi bangsa Indonesia ini, bisa disejajarkan dengan tank kelas medium seperti Marder. Selain mengembangkan tank sendiri, Pindad juga ikut membantu Kementerian Pertahanan Indonesia bersama Turki mengembangkan medium tank. (Detik)

TNI AU Tambah Pesawat dan Rudal Oerlikon

TNI AU pada tahun ini akan menambah lagi alat utama sistem persenjataan (alutsista) pesawat tempur.  Baik untuk melengkapi yang sudah ada maupun yang baru.

TNI AU Tambah Pesawat dan Rudal Oerlikon

Khusus untuk alutsista yang baru yaitu Helikopter Couger. Selain Helikopter Couger, alutsista yang segera akan datang, yaitu  pesawat tempur T50 dan Supertucano.  

“Untuk pengadaan kami harapkan dalam waktu dekat ini,” ungkap KSAU Marsekal TNI IB Putu Dunia usai upacara prasetya perwira (Praspa) dan Wingday di lapangan Jupiter Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Selasa (29/10/2013).



Rudal Arhanud

Sedangkan untuk pengadaan peluru kendali (rudal) penangkis serangan udara Oerlikon pengadaannya baru dapat dilakukan tahun depan. Rudal Oerlikon rencananya akan ditempatkan di beberapa daerah, yaitu Jakarta, Pontianak, Makasar, dan Yogyakarta. Untuk Yogyakarta di Mako Paskhas Yogyakarta. 

Untuk kepentingan tersebut, saat TNI AU sedang mempersiapkan fasilitas dan sumber daya manusia (SDM), yang akan mengawaki alutsista tersebut. “Pengadaan alutsista ini merupakan program kelanjutan pembangunan TNI AU,” terangnya.

Terutama para penerbang yang mengawaki pesawat militer, baik tempur, angkut maupun helikopter. Pemenuhan penerbang pesawat militer sendiri akan disesuaikan dengan kebutuhan. Namun untuk penerbang militer ditargetkan tiap tahun mampu menghasilkan 40 penerbang. “Untuk pemenuhan ini melalui Sekbang reguler maupun dari PSDP,” jelasnya.


Sumber : SIndo

TNI & Petani Harus Terus Bekerja Sama

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko terus mendengungkan jargon bersama rakyat TNI kuat sebagaimana kebersamaan di masa perjuangan kemerdekaan dalam berbagai kegiatannya.


“Untuk itu, TNI dan petani harus terus bekerja sama di lapangan bagi kepentingan rakyat seperti halnya kerja sama pengembangan pertanian jagung dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional”, demikian sepenggal sambutan Moeldoko pada acara tanam jagung dan kedelai perdana di Desa Pulau Kabel Kab Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Selasa (29/10/2013).

Panglima TNI juga mengatakan, bahwa sejatinya kemampuan dan kekuatan serta fasilitas yang dimiliki TNI di masa damai dapat didayagunakan melalui optimalisasi peran TNI demi kepentingan peningkatan kesejahteraan rakyat. Yang implementasinya bisa diwujudkan dalam bentuk kerja sama dengan kementerian dan pemerintah daerah.


Dalam rangka mendukung peningkatan ketahanan pangan guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya krisis pangan di daerah-daerah seluruh Indonesia.

“Ketersediaan pangan sebagai upaya dalam meningkatkan ketahanan bangsa perlu diutamakan, untuk mewujudkannya perlu kesadaran seluruh lapisan masyarakat dalam menciptakan ketahanan pangan. Apalagi sekarang ini dunia mengalami isu ketahanan energi, air, lingkungan termasuk pangan yang itu selalu ditingkatkan,” ujar Moeldoko.

Lebih lanjut, Panglima TNI mengatakan, sebagai prajurit TNI yang berasal dari masyarakat harus menciptakan ketahanan berbangsa dan bernegara demi NKRI. Selain itu, TNI juga terus menciptakan kesadaran bersama sehingga Indonesia semakin kuat. Kesadaran membangun termasuk dalam semangat perlu terus ditanamkan kepada seluruh lapisan masyarakat termasuk generasi muda.

Turut hadir pada acara tersebut, diantaranya Kasal Laksamana TNI Marsetio, Pangdam II/Swj Mayjen TNI Bambang Budi Waluyo dan Bupati Ogan Ilir Mawardi Yahya. (Sindo)

Enam Sukhoi TNI-AU disiagakan di Hang Nadim

Enam pesawat tempur Sukhoi milik TNI AU disiagakan di Bandara International Hang Nadim Batam menjelang latihan puncak Angkasa Yudha 2013 yang digelar di Ranai, Natuna, Kepulauan Riau hingga 1 November.

Enam Sukhoi TNI-AU disiagakan di Hang Nadim
Satu Sukhoi Superjet 100 terbang dalam formasi bersama dua pesawat tempur Sukhoi SU-27 Flanker

"Sejak kemarin (Senin) kami sudah tiba di Batam untuk mengikuti puncak latihan TNI AU 2013 yang dipusatkan di Ranai Natuna. Kami siaga untuk berpatroli dari Batam ke wilayah latihan," kata Komandan Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar Letkol Pnb Dedy Ilham Suryanto Salam di Bandara Hang Nadim Batam, Selasa.


Ia mengatakan, sejak Selasa pagi empat pesawat Sukhoi yang terdiri dari Sukhoi SU-27 dan SU-32 MK2 sudah terbang dari Batam ke Ranai dengan jarak tempuh sekitar 30 menit untuk melakukan patroli pengamanan udara.

"Untuk hari ini hanya patroli saja. Tapi saat puncak latihan kami akan turut dalam operasi dan akan melakukan pengeboman target darat," kata dia.

Di antara pesawat Sukhoi yang dibawa ke Batam, kata dia, ada dua yang merupakan pesawat baru dan belum lama tiba di Makassar.

"Semua ada 16 unit. Namun, yang ambil bagian dalam kegiatan ini ada enam, dua di antarannya pesawat baru," kata Dedy.

Pada Selasa siang, sejumlah petugas sedang memasang senjata tempur pada Sukhoi yang merupakan pesawat generasi 4,5 tersebut.

"Setiap pesawat akan mampu mengangkut rudal, bom, dan senjata lain seberat delapan ton dalam 10 dan 12 titik esternal," kata dia.

Latihan Puncak Angkasa Yudha 2013 merupakan latihan akumulasi dari latihan tingkat personil, satuan dan antarsatuan guna menguji kesiapsiagaan satuan sekaligus menguji doktrin operasi udara dalam menanggulangi kontijensi yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur personel Koopsau I, Koopsau II, Kohanudnas, Korpaskhas dan dinas terkait.

Operasi udara yang akan dilaksanakan adalah operasi pertahanan udara, pengintaian udara strategis, serangan udara strategis, operasi khusus, penerjunan pengendali tempur, pengintaian udara, operasi lawan udara opensif, serangan udara langsung (SUL).

Operasi perebutan dan pengendali pangkalan udara (OP3U), bantuan tembakan udara (BTU), Air Landed, SAR Tempur, Pengungsian Medis Udara (MPU), Operasi Dukungan Udara serta Operasi Informasi yang meliputi Operasi Public Affair, Operasi Psikologi, Kontra Opini, Perang Elektronika dan Cyber Warfare.

Pesawat tempur yang dilibatkan antara lain 8 pesawat Hawk 109/209 di Lanud Supadio, 6 SU-27/30 Sukhoi dan empat F-16 di Batam, 4 Super Tucano dan 1 Flight Hawk MK-53 di Lanud Supadio. Sedangkan satuan dukungan tempur meliputi 9 pesawat C-130 Hercules di Lanud Halim Perdanakusuma termasuk PMU dan Tanker Udara (KC), satu CN-235, satu CN-295, satu Cassa-212 dan 2 Boeing 737 di Lanud Halim Perdanakusuma serta 3 Helikopter SA-330 Puma dan 2 Helikopter EC-120 Colibri. (Antara)

Ahok : Indonesia Butuh Pemimpin yang Bisa Perang

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama optimistis Kepala Kepolisian terpilih, Komisaris Jenderal Sutarman, dapat memimpin dengan tegas dan mantap. "Saat ini kita butuh pemimpin yang bisa perang. Pak Sutarman bisa," kata Basuki di Markas Korps Brigade Mobil, Depok, Selasa, 29 Oktober 2013.

Ahok : Indonesia Butuh Pemimpin yang Bisa Perang

Serah-terima jabatan (sertijab) yang dilangsungkan di Mako Brimob, kata Basuki, merupakan simbolisasi Brimob sebagai pasukan perang milik kepolisian. "Makanya sertijabnya di sini," kata Basuki disertai tawa.

Basuki hadir di Mako Brimob sekitar pukul 07.45 WIB. Ia hadir mewakili Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. "Pak Gubernur ada acara lain," kata dia.


Setelah menyampaikan memori serah-terima jabatan tepat pada hari Sumpah Pemuda kemarin, hari ini Kepala Kepolisian Jenderal Timur Pradopo akan melakukan serah-terima jabatan kepada Kepala Kepolisian yang baru, Komisaris Jenderal Sutarman. Untuk acara sertijab hari ini, Timur meminta acara berlangsung sederhana.

"Pak Timur minta sederhana saja," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian, Inspektur Jenderal Ronny F. Sompie, di Markas Korps Brigade Mobil, Depok, hari ini.

Dalam serah-terima jabatan nomor satu di kepolisian ini, Kapolri lama akan menyerahkan tongkat komando, tanda jabatan, dan panji-panji Polri. Setelah proses tersebut, akan dilaksanakan lepas-sambut Kapolri. "Lepas-sambut untuk internal kami saja," kata Ronny. 


Sumber : Tempo

Snowden : AS Miliki Fasilitas Penyadapan di Jakarta

Amerika Serikat menyadap telepon dan memonitor jaringan komunikasi dari fasilitas pengawasan elektronik di Kedutaan Besar AS dan konsulat di seluruh Asia timur dan tenggara. Soal ini diungkapkan oleh whistleblower Edward Snowden, seperti dimuat oleh Sidney Morning Herald edisi hari ini, Selasa, 29 Oktober 2013.

Snowden : AS Miliki Fasilitas Penyadapan di Jakarta

Sebuah peta rahasia yang berisi 90 daftar fasilitas pengintaian di seluruh dunia, termasuk fasilitas intelijen komunikasi di kedutaan besar di Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh dan Yangon. Pada 13 Agustus 2010, peta itu tidak menunjukkan fasilitas tersebut berada di Australia, Selandia Baru, Inggris, Jepang dan Singapura --negara yang dikenal sebagai sekutu terdekat AS.


Australia sepenuhnya menyadari luasnya spionase elektronik Amerika Serikat melawan tetangga dan mitra dagangnya. Selain itu, Negara Kanguru ini memiliki akses ke banyak data yang dikumpulkan oleh program itu.

Menurut peta yang diterbitkan oleh majalah Der Spiegel Jerman pada hari Selasa, 29 Oktober 2013, satuan tugas bersama dinas intelijen AS, Central Intelligence Agency (CIA) dan National Security Agency (NSA) bernama "Special Collection Service" melakukan sweeping operasi pengawasan serta operasi rahasia terhadap target intelijen khusus.

Peta itu awalnya dipublikasikan secara penuh di website Der Spiegel, tetapi kemudian diganti dengan versi yang disensor. Dalam peta itu terdapat daftar fasilitas Special Collection Service di 90 lokasi di seluruh dunia, termasuk 74 fasilitas yang dioperasikan oleh manusia, 14 fasilitas dioperasikan dari jarak jauh, dan dua pusat dukungan teknis.

Dikeluarkan hanya untuk "FVEY"--sandi untuk Five Eye, empat mitra strategis intelijen Amerika Serikat, termasuk Australia--peta itu mengungkap fasilitas operasi tersembunyi AS di kedutaannya di Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, Phnom Penh dan Yangon. (Tempo)

Polisi Tangkap Enam Pelaku Teror Penembakan

Kepala Polri Komjen Pol Sutarman mengatakan kepolisian sudah menangkap enam pelaku teror penembakan terhadap polisi.


Polisi Tangkap Enam Pelaku Teror Penembakan

"Sudah ada enam yang kita tangkap. Saya terus bekerja," kata Sutarman usai serah terima jabatan Kepala Polri di Markas Korps Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Selasa.

Jenderal bintang tiga itu berharap dalam waktu singkat kepolisian sudah bisa menelusuri dan mengungkap asal usul kelompok pelaku teror itu.

"Pelaku sedang kita telusuri. Belum bisa menyampaikan ini kelompok siapa, tapi dia adalah pelaku teror yang harus kita ungkap semua," katanya.

Meski tidak menjelaskan asal jaringan teroris dari enam pelaku yang sudah ditangkap, Sutarman mengatakan keenamnya masuk dalam kelompok yang sama dengan teroris yang sebelumnya melakukan aksi pengeboman.

"Ini kayak sel, sel ini kalau kita babat, muncul sel-sel baru, kemudian ia melakukan aktivitas baru. Itulah yang harus kita tangani bersama," katanya.

Aksi teror terhadap polisi belakangan banyak terjadi.

Pada 27 Juli lalu, anggota Satuan Lalu Lintas Polsek Metro Gambir, Jakarta Pusat, selamat dari penembakan di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

Selain itu, pada 7 Agustus lalu, seorang polisi ditembak oleh orang tak dikenal di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

Selang sepekan kemudian, dua polisi tewas ditembak di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten. Dan pada 10 September lalu, seorang polisi ditembak orang tak dikenal ketika tengah mengawal enam truk di depan Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.



Sumber : Antara

Di China, Komisi I DPR Pelajari Hukum Disiplin Militer

Komisi I DPR tengah mempelajari hukum disiplin militer Republik Rakyat China berkaitan dengan Rancangan Undang-Undang Hukum Displin Militer yang sedang dibahas DPR.

Di China, Komisi I DPR Pelajari Hukum Disiplin Militer

Komisi I yang diketuai Mahfudz Siddiq dan beberapa anggota menggelar pertemuan dengan para pakar militer serta akademisi sistem hukum militer China, antara lain Profesor Neng Xinyu, pakar hukum militer dari China University of Political Science and Law, di Beijing, Selasa.

Komisi I dan Pemerintah sepakat bahwa RUU Hukum Displin Militer (RUU HDM) diproses masuk daftar Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Tahun 2013, sebagai usul inisiatif Komisi I DPR RI.


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan berdasarkan sejumlah kejadian yang menyangkut disiplin TNI akhir-akhir ini, pemerintah perlu meminta perhatian DPR terhadap perlunya kembali penuntasan RUU HDM.

Ia mengatakan TNI memerlukan UU HDM yang pasti, tegas, dan jelas serta memenuhi syarat filosofis, sosiologis, dan yuridis, sebagai sarana pembinaan personel dan kesatuan.

Mahfudz menyatakan pembuatan UU tersebut untuk membuat TNI bisa membenahi displin anggotanya.

Selain mempelajari hukum disiplin militer China, Komisi juga melakukan dengar pendapat dengan Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia Imron Cotan membahas perkembangan dan kendala dalam perkembangan hubungan RI dan China.  (Antara)

Pesan Jenderal Timur Pradopo untuk Kapolri Baru

Mantan Kepala Polisi Republik Indonesia Jenderal Timur Pradopo meminta Kapolri baru Komisaris Jenderal Sutarman fokus mempersiapkan pengamanan Pemilu 2014. Pesan ini disampaikan Timur saat serah terima jabatan di Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok, 29 Oktober 2013.


"Amanah seperti yang saya sampaikan tadi," kata Timur kepada wartawan usai serah terima jabatan.

Menanggapi permintaan itu, Sutarman mengaku telah menyiapkan sejumlah jurus pengamanan Pemilu. Salah satu yang akan dilakukan menurunkan pasukan untuk menjaga kemananan, khususnya di daerah rawan konflik.


"Polri dengan kekuatan penuh siap mengamankan Pemilu," katanya. Ia juga berjanji pasukannnya akan tetap netral, sehingga keamanan Pemilu tetap terjaga.

Dalam serah terima jabatan ini dihadiri sejumlah pejabat dan menteri, seeperti Menteri Pertahanan PurnomoYusgiantoro dan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.

Pada kesempatan itu, Basuki menilai sosok Sutarman sebagai pribadi yang tegas. "Kami butuh orang yang bisa perang. Perang terhadap korupsi, kriminal, dan narkoba," kata Wakil Gubernur Ahok.

Ketika ditanya lebih jauh, Ahok tak banyak komentar. Dengan gayanya yang santai, Ahok pun pergi meninggalkan wartawan dan memilih kembali ke tempat duduk menunggu acara dimulai.

Hari ini, Komisaris Jenderal Sutarman resmi menerima serah terima jabatan sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Polisi Timur Pradopo. Acara yang berlangsung di Mako Brimob itu berlangsung sederhana.

"Pak Timur inginnya sederhana," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Ronny F Sompi. (VivaNews)

Desain Baru Pesawat Tempur KFX-E dari KAI

Pabrik pesawat asal Korea Selatan, Korea Aerospace Industry, kembali mempublikasikan desain baru dari KFX. Desain baru ini mirip dengan yang pernah dipublikasikan pada pertengahan tahun lalu, namun kali ini memiliki 2 sirip tegak. Alhasil, tampilan KFX-E (demikian sebutannya), sangat mirip dengan F-35. Hal ini pun menampik dugaan KFX-E merupakan pengembangan dari FA-50.

Desain Baru Pesawat Tempur KFX-E dari KAI

Selain itu, dari segi dimensi, KFX-E terlihat lebih besar dibanding T-50 dengan bobot kosong sekitar 9,3 ton. Bahkan, desain ini lebih besar dibanding F-16 sekalipun. Namun demikian, desain ini tetap lebih kecil dibanding desain KFX sebelumnya yaitu C-103 dan C-203, yang merupakan desain dari Badan Litbang Korsel (Agency for Defence Developement).



Meski begitu, desain KFX-E memang mirip dengan desain C-103, namun dengan mesin tunggal. Berbeda dengan C-103, pada KFX-E tidak menyertakan penyimpanan senjata internal. Pada desain KFX-E juga pylon senjata hanya terdapat 9 buah, sementara pada desain C-103 ada 10. Hal ini pun membuat KFX-E kurang stealth dibanding desain C-103, meski konfigurasi 2 fin dipercaya mampu mereduksi radar cross section.


Selain itu, untuk menghemat biaya, KFX-E akan banyak menggunakan teknologi yang telah ada dan terbukti pada FA-50. Diantaranya Flight Control, elektronik, auxiliary powerr, hingga roda pendarat. Namun seperti dikutip Aviationweek, KAI meyakinkan KFX-E bukanlah pengembangan dari FA-50. Pasalnya, Korsel tidak diperkenankan memodifikasi FA-50 tanpa seijin Amerika Serikat.

Desainer KAI sendiri diduga belum mengerjakan desain KFX-E sedetail yang telah dikerjakan tim ADD. Namun demikian, KAI masih punya banyak waktu, pasalnya pemerintah Korsel sendiri tampak tidak terburu-buru dalam proyek KFX.

komparasi spesifikasi


KAI KFX-E   ADD C103
Weight, empty  9.3 metric tons (20,500 lb.) 10.9 metric tons (24,000 lb.)
Weight, max.  20.9 metric tons (46,000 lb.) 24 metric tons (53,000 lb.)
Internal fuel  3.6 metric tons (8,000 lb.)  5.4 metric tons (12,000 lb.)
Span 9.8 meters (32 ft.)  10.7 meters (35.2 ft.)
Length 15.2 meters (50 ft.) 15.7 meters (51.3 ft.)
Wing area 37.1 sq. meters (400 sq. ft.)  42.7 sq. meters (460 sq. ft.)
Engine 1 X P&W F100 or GE F110  2 X EJ200 or GE F414
Hardpoints  9   10
Weapons bay None Space provided

Sumber : ARC

TNI gelar lomba menembak rebutkan Piala Jenderal Moeldoko

Sebanyak 164 atlet dari Mabes TNI dari berbagai satuan seperti TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara mengikuti kejuaraan Lomba Menembak Piala Panglima TNI tahun 2013, yang berlangsung selama lima hari (28 Oktober s.d 1 November 2013).

TNI gelar lomba menembak rebutkan Piala Jenderal Moeldoko

Kejuaraan lomba menembak secara resmi dibuka oleh Perwira Staf Khusus Polisi Militer (Passuspom) TNI Mayjen TNI Maliki Mift, S.I.P., M.H. mewakili Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, di Lapangan Tembak Kartika Divisi I Kostrad Cilodong, Depok-Jawa Barat, Senin (28/10/2013).


Kejuaraan ini  dilaksanakan sebagai sarana evaluasi prestasi cabang olah raga menembak, dan mengetahui kemampuan para prajurit hasil binaan masing-masing angkatan.

Kegiatan ini juga bertujuan, untuk seleksi sebagai tim petembak TNI dalam rangka lomba menembak, menghadapi kejuaraan Brunai Internasional Skill at Arms Metting (BISAM) tahun 2014 di Brunai Darusalam.

Panglima TNI dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Passuspom TNI mengatakan, kemampuan menembak bagi setiap prajurit merupakan sebuah tuntutan. Kemampuan ini menjadi sangat penting dihadapkan pada tugas-tugas TNI, khususnya dalam bentuk Operasi Militer untuk Perang (OMP).

“Kemampuan menembak juga semakin menunjukkan profesionalitas prajurit TNI, yang pada gilirannya akan semakin meningkatkan kemampuan TNI sebagai alat pertahanan negara," ujarnya.

“Lomba menembak merupakan salah satu cabang olah raga yang bergengsi di tingkat nasional, regional maupun internasional. Olah raga menembak baik versi militer maupun versi Perbakin, telah ikut mengharumkan nama dan harkat martabat TNI dan bangsa Indonesia di tingkat regional, dengan harapan suatu hari kelak dapat menembus tingkat internasional," kata Panglima TNI.

 Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan, pada tingkat internasional kemampuan menembak para prajurit TNI dapat ditunjukkan kepada militer negara-negara di dunia yang tergabung dalam dewan olah raga militer internasional.

“Kemampuan menembak setiap prajurit harus terus dipelihara dan ditingkatkan, melalui berbagai kegiatan latihan dan event-event lomba yang akan memotivasi setiap prajurit untuk mencapai prestasi terbaik," harapnya.

Turut hadir dalam acara tersebut Danjen Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo, Dankorpaskhas Marsda TNI Ammarullah serta para pejabat TNI dan Angkatan. (Sindo)

Kapolri Baru Ingin Kikis Kebencian Masyarakat pada Polisi

Kepolisian Negara RI (Polri) akan lebih mengedepankan aspek preventif dengan menghadirkan personel kepolisian di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan.

Kapolri Baru Ingin Kikis Kebencian Masyarakat pada Polisi

"Bahkan, masyarakat tidur pun butuh bantuan Polri tetap dilayani, supaya besoknya dia segar dalam menjalankan aktivitasnya," ujar Kapolri Komjen (Pol) Sutarman usai serah terima naskah memori di ruang Rupatama, Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Senin (28/10).

Dia menambahkan, ke depan yang dilakukan Polri adalah menghadirkn Babinkantibmas di tengah-tengah masyarakat.


"Babinkantibmas adalah embrionya kepala polisi di kelurahan. Minimal pelayanan kepada masyarakat di tingkat Babinkantibmas. Jadi kita tahu apa yang yang ada di masyarakat, dan kebencian masyarakat kepada polisi bisa kita tinggalkan," ujar Sutarman.

Apa program 100 hari Kapolri? Sutarman yang dilantik menjadi Kapolri pada Jumat (25/10) lalu ini mengatakan, ia sudah memaparkan ke media berkali-kali.

"Bahwa Polri akan menghadirkan aspek preventif, menghadirkan anggota kita di tengah-tengah masyarakat pada saat masyarakat membutuhkan," ujar Sutarman. (JN)

Pengawasan dan Peningkatan Integritas, PR Utama Kapolri Baru

KOMISI Kepolisian Nasional (Kompolnas) menyatakan, Kepala Polri (Kapolri) Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Sutarman, harus meningkatkan pengawasan dan integritas personel Polri. Menurut Kompolnas, ini menjadi tugas utama Sutarman sebagai Kapolri.

Pengawasan dan Peningkatan Integritas, PR Utama Kapolri Baru

"Integritas hampir tak tersentuh, banyak penyidik daerah yang bermain dengan perkara. Ini merusak citra reputasi Polri. Itu saya kira tugas nomor satu Pak Sutarman," kata Komisioner Kompolnas M Nasser usai menghadiri penyerahan naskah memori serah terima jabatan (sertijab) Kapolri di Mabes Polri Jakarta, Senin (28/10).


Selain itu, Sutarman sebagai Kapolri baru, diminta Nasser untuk meningkatkan pengawasan terhadap 400 ribu anggota Polri di seluruh Indonesia. Menurutnya, saat ini fungsi pengawasan tidak berjalan memuaskan.

"Harus ada pengawasan yang baik sehingga nggak ada yang keluar rel. Saat ini tidak ada satupun pengawasan, hanya wasrik (pengawasan dan pemeriksaan)," katanya.

Dia menekankan, lemahnya pengawasan dan integritas anggota Polri, menjadikan institusi kepolisian tercoreng. Dia pun menyayangkan Timur yang tak memberi penekanan terhadap dua hal ini kepada Kapolri Baru, Komjen Sutarman, saat membacakan pidato naskah memori sertijab Kapolri.

"Itu nggak disampaikan Timur tadi, apa yang disampaikan normatif," imbuhnya.


Sumber : Jurnas

Komisi I Kunjungi China Untuk Tindaklanjuti Kerja Sama Pertahanan

Setelah masa sidang I tahun 2013-2014 ditutup pekan lalu, DPR memasuki masa reses. Komisi I DPR memanfaatkan masa reses kali ini dengan melakukan kunjungan kerja ke China.

Komisi I Kunjungi China Untuk Tindaklanjuti Kerja Sama Pertahanan

"Saya langsung memimpin delegasi ke China. Berangkat Sabtu (26/10) malam dan tiba kembali pada 1 November mendatang," ujar Mahfudz Siddiq kepada JurnalParlemen, sesaat sebelum meninggalkan Tanah Air.

Selama sepekan, Mahfudz dan 10 anggota Komisi Luar Negeri akan berada di China untuk menindaklanjuti kerja sama di bidang pertahanan dan hasil kunjungan Presiden China ke Indonesia awal Oktober lalu. Kunjungan ini juga dimanfaatkan untuk mengevaluasi beberapa kesepakatan yang sudah diteken tapi belum direalisasikan.


"Kita akan cari tahu, apa penyebab dan kendalanya kenapa belum terealisasi beberapa kerja sama bidang pertahanan dengan China yang sudah tercapai selama ini. Itu yang kita bicarakan," ujarnya.

Delegasi Indonesia juga berencana mengunjungi pabrik roket di Negeri Tirai Bambu itu. Ini merupakan upaya pengawasan DPR terhadap kerja sama Indonesia dengan China terkait produksi bersama alutsista berupa roket.

"Kita perlu melihat secara langsung kondisi perusahaan roket China itu seperti apa, sistem dan teknologi yang dipergunakan, serta manajemen pengelolaan dan kapasistas produksinya. Kita harapkan ada alih teknologi agar Indonesia juga bisa memproduksi dan mengembangkan hal serupa di dalam negeri sendiri," jelasnya.

Penguatan hubungan bilateral RI-China, terutama di bidang pertahanan, dimaksudkan untuk membangun kekuatan kawasan. China adalah aktor utama di kawasan Asia. (JP)

Australia makin Gundah dengan Modernisasi Alutsista TNI AU

Oleh : Prayitno Ramelan, Air Vice Marshal (Ret)

Dasar pemikiran strategis dari  Pimpinan TNI, khususnya TNI AU serta Kemenhan untuk memodernisasi daya pukul alutsista TNI AU membawa angin segar dalam bidang pertahanan Indonesia. Kebutuhan akan Angkatan Udara yang kuat  dan disegani tersebut disetujui  oleh Presiden SBY, dan kemudian mendapat  apresiasi dan persetujuan  DPR. Sebuah kesadaran dan kebersamaan yang cerdas dalam mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara. Upaya untuk mencapai kekuatan pokok minimum, MEF (Minimum Essential Force) pertahanan masih menjadi fokus kebijakan pembangunan kekuatan dan kemampuan TNI ke depan.


Australia makin Gundah dengan Modernisasi Alutsista TNI AU

Setelah melalui jalan panjang, TNI AU mulai dibenahi oleh pimpinan nasional yang melihat betapa pentingnya peran angkatan udara disebuah negara. Sebagai contoh, Amerika Serikat memainkan USAF sebagai sarana pendikte dan mementahkan kekuatan militer Libya, dalam membantu pemberontakan di Libya terhadap Kolonel Khadafi. Demikian juga operasi clandestine CIA yang menggunakan pesawat tanpa awak untuk mengejar dan membunuh tokoh-tokoh  Al-Qaeda dinyatakan sukses dengan kertugian sangat minim.


TNI AU mulai menggunakan keluarga Sukhoi-27 pada tahun 2003 setelah batalnya kontrak pembelian 12 unit Su-30MKI pada 1996. Kontrak tahun 2003 mencakup pembelian 2 unit Sukhoi-27SK dan 2 unit Sukhoi-30MK senilai 192 juta dolar AS tanpa paket senjata. Itulah awal kebangkitan kekuatan udara Indonesia dalam mengimbangi kekuatan udara negara tetangga.

Disamping itu Indonesia sudah menandatangani kerjasama dengan Korea Selatan, berpartisipasi membangun pesawat tempur generasi 4,5 KFX/IFX (Korean-Indonesian Fighter Xperimental), Boramae, yang dalam rencana awalnya TNI AU akan memiliki sebanyak 50 buah pada tahun 2020. Masa depan KFX/IFX Boramae menjadi tidak jelas setelah Pemerintah Korea Selatan menyatakan memotong anggaran proyek tersebut.

Dari sejarah Indonesia menyangkut kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara, konflik dan ancaman kedaulatan negara hanya terjadi karena  gesekan dengan negara tetangga. AU Indonesia mulai lebih disegani setelah acara MAKS 2007 di Moskow, dimana Departemen Pertahanan mengumumkan kontrak untuk pembelian 3 unit Sukhoi-27SKM dan 3 unit Sukhoi-30MK2 senilai 350 juta dolar AS. Kini TNI AU sudah memiliki 10 Sukhoi dan akan lengkap menjadi  satu skadron pada 2014. Disamping pada 2014 mendatang, TNI AU akan memiliki 34 F-16 setara Block 52 ( 24 F-16 C/D asal dari hibah dan 10 upgrade  F-16 TNI AU sepaket dengan hibah F-16).

 Kegundahan Australia

Dalam meninjau ancaman, intelijen udara mengukur dari sisi kekuatan, kemampuan dan kerawanan baik unsur penyerang maupun unsur pertahanan musuh ataupun calon musuh. Standar analisa intelijen udara di negara manapun menggunakan standar yang sama, 3K dan 1N(Niat). Sejak operasi Trikora pada 1961, Australia walaupun tidak secara langsung menempatkan Indonesia sebagai ancaman, mengatakan bahwa musuh akan datang dari Utara. Australia menggelar kekuatannya lebih fokus ke Utara, pengamatan wilayah dilakukan dengan over the horizon radar, yang mampu memonitor hingga pulau Jawa dan Kalimantan.

Sejak TNI AU mengikuti latihan bersama Pitch Black 2012, pemerintah Australia, khususnya RAAF merasakan kegundahan dan keterkejutan, dimana Su-30 TNI AU ternyata lebih unggul dibandingkan F-18F Super Hornet hampir disemua lini. Dari hasil latihan tersebut,  Australia harus membuat pilihan, memilih rencana pengadaan  100 unit F-35 Lightning dari Amerika (joint strike fighter) atau tetap membeli dua skadron 24 F-18 Super Hornet.

The Business Spectator menyatakan, "Indonesia merencanakan akan membeli 180 pesawat tempur Sukhoi dari Rusia/India yaitu PAK-FA T-50 atau Su-35S. Jadi pertanyaannya lebih baik dipilih F-35 daripada Hornet. Apabila Indonesia kemudian dimasa depan ikut memperkuat Angkatan Udaranya dengan Su-35S atau T-50, maka AU Australia akan menjumpai masalah besar, demikian kesimpulannya.

Siaran pers resmi yang ditulis harian Rossiiskaya Gazeta mengatakan bahwa T-50 akan menggabungkan fungsi dari peran sebagai pesawat serbu dan fungsi sebagai jet tempur. Pesawat ini dilengkapi dengan  avionik modern yang mengintegrasikan fungsi elektronik dan array radar. Perlengkapan baru tersebut akan  memberikan kesempatan kepada penerbang untuk lebih berkonsentrasi dalam melakukan tugas pertempuran.

Para pengamat militer di Australia menyatakan bahwa dalam memegang slogan RAAF  (first look, first shoot, first kill’), para pejabat pertahanan harus berjuang keras  mencari jalan keluar dengan tidak mempertahankan Hornet yang dianggap sudah ketinggalan jaman. Sukhoi oleh Australia dinilai terlalu hebat.

Lebih jauh analis Bisnis Spectator menyatakan, "Sebagai contoh, JSF (Joint Srike Fighter) dapat beroperasi secara efektif hanya untuk ketinggian maksimal sekitar 40.000 kaki (walau masih bisa beroperasi lebih tinggi tetapi kalah di tingkat yang lebih tinggi). Sebaliknya, Sukhoi dapat beroperasi pada kapasitas penuh di tingkat yang jauh lebih tinggi dan dengan kelebihan dan keuntungan, mereka memiliki sistem dan senjata yang bisa meruntuhkan sebuah JSF Australia sebelum mereka memiliki kesempatan menerapkan slogannya." Ditegaskan oleh BS bahwa tidak ada pertempuran udara yang diperlukan. Pesawat Australia sudah runtuh sebelum bertempur, karena disergap jauh sebelum dia menyadarinya.

Jalan keluar yang disarankan adalah apabila Australia (RAAF) memiliki F-22 Raptor atau teknologi Raptor yang diterapkan pada pesawat tempur pilihan yang dipilih. Yang menjadi masalah, Amerika tidak mengijinkan F-22 dijual kepada negara lain selain untuk kepentingan pertahanan dalam negerinya.

Yang menarik, New Australia merekomendasikan Australia justru memilih Sukhoi seperti yang dilakukan India, mendapatkan lisensi dengan ijin membangun Sukhoi Australia, baik Sukhoi Flanker Su-35S atau pesawat Su-32 Fullback. Preferensi saat ini adalah Su-35S. Saat ini Sukhoi memberikan lisensi pembuatan pesawat tempur di India dan China. Australia bisa membeli utuh pesawat Sukhoi dan membangun avioniknya, dan persenjataan lokal. Kini banyak perusahaan di Rusia, Asia, Israel dan Eropa terlibat dalam pembuatan komponen Sukhoi. Sukhoi adalah 'open source', demikian menurut New Asia.

Dalam pemikiran strategis, Australia selain memandang Indonesia sebagai ancaman, juga menempatkan India sebagai ancaman. Selain itu perkembangan situasi Hankam di kawasan Laut Pasifik Selatan, menjadi perhatian Australia dengan kerjasamanya bersama Amerika. Pada pemerintahan Kevin Ruud Australia berposisi anti India, pada posisi ini menempatkan Australia terpaksa membeli F-35. Dalam pemerintahan Julian Gillard, Australia akan mendekati India dan menjadi sekutunya, berpeluang bisa mendapatkan peluang memiliki T-50. Australia menurut RBTH lebih baik memiliki Super Flankers yang murah (USD 66 juta/buah) dibandingkan harga F-35 (USD 238 juta).

Sukhoi dinilai jauh lebih unggul dibandingkan JSF. Su-35 memiliki jangkauan efektif sekitar 4.000 km dibandingkan dengan hanya 2.200 km untuk F-35. . Ini berarti JSF membutuhkan dukungan pesawat tanker untuk menutup ruang (wilayah Australia) yang lebarnya 4.000km. Selain itu, kecepatan Su-35 adalah Mach 2,4 (hampir dua setengah kali kecepatan suara), sedangkan F-35 terbatas pada Mach 1.6. Menurut Victor M. Chepkin, pertama wakil direktur umum NPO Saturn, mesin AL-41f baru akan memungkinkan jet Rusia untuk supercruise (terbang pada kecepatan supersonik untuk jarak jauh.) Dengan tidak harus beralih ke afterburner. Dengan demikian, pesawat dapat mengirit  bahan bakarnya. Kesimpulannya baik F-35 maupun F-18 performance-nya berada dibawah Su-35.

Kini Australia menghadapi dilema kegundahan. RAAF terus mengikuti perkembangan modernisasi  TNI AU. Dengan memiliki keluarga Flankers, maka Indonesia pada masa mendatang bukan tidak mungkin akan bisa memiliki pesawat tempur Su-35, dan bahkan pesawat tempur T-50 generasi kelima. T-50 PAK FA jet tempur (Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation) kini sedang mengalami uji engine di Zhukovsky Airfield, Moscow. Menurut Viktor Bondarev, Commander in Chief Russian Air Force, tes T-50 akan memakan waktu sekitar 2-2,5 tahun, sehingga pada tahun 2015-2016, T-50 akan sudah dapat di kirim ke AU Rusia.

Berdasarkan beberapa fakta tersebut, nampaknya Australia kini berada dalam kondisi mengalami kegundahan seperti tahun 1961, dimana Tu-16 AURI mampu mencapai daratannya tanpa terdeteksi dan tidak dapat diantisipasi. Dengan memiliki gabungan alutsista tempur udara Timur dan Barat, Indonesia kini menjadi negara yang disegani negara-negara  tetangganya.

Australia menjadi lebih gundah setelah mengetahui Indonesia tertarik untuk mendirikan sebuah pusat perawatan bersama untuk pesawat fixed dan rotary wing Rusia. Victor Komardin, wakil kepala  Rosoboronexport, eksportir peralatan perang Rusia, telah  mengumumkan hal tersebut di Air show LIMA 2013  di Malaysia.

Disimpulkan, dengan sudah  mengawali kepemilikan keluarga Flankers (Su 27/30), Indonesia (TNI AU) menjadi negara yang sangat diperhitungkan oleh Australia dan pasti juga oleh tetangga lainnya. Alih teknologi ke pesawat yang lebih canggih hanyalah soal waktu yang tidak terlalu rumit dilakukan TNI AU apabila ada pengembangan kekuatan.  Australia sangat khawatir Indonesia berpeluang memiliki Su-35 dan bukan tidak mungkin dengan ekonominya yang semakin baik, suatu saat Indonesia akan memiliki pesawat tempur T-50.

Memang sebaiknya intelijen udara berfikir jauh dan strategis, memperkirakan perkembangan situasi global dan regional dan memberikan masukan kepada pimpinan yang up to date. Yang terutama harus kita fahami adalah betapa pentingnya kemampuan TNI AU dengan daya "kepruknya." Itulah prinsip dasarnya agar kita diperhitungkan. Semoga bermanfaat. (Ramalanintelijen)