TNI AU menggelar latihan perang dengan sandi Angkasa Yudha 2013. Latihan itu melibatkan puluhan pesawat tempur canggih, seperti Super Tucano, Hawk, dan Sukhoi. Latihan yang digelar di Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), itu dilakukan untuk menyikapi memanasnya konflik Kepulauan Spratly yang melibatkan enam negara, yaitu Brunei, China, Filipina, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam.
"Dipilihnya Natuna sebagai pusat latihan TNI AU untuk menyikapi perkembangan Laut China Selatan yang cukup panas akibat konflik Spratly. Meskipun Indonesia tidak terlibat dalam konflik, lokasinya sangat dekat dengan perbatasan nasional," kata Direktur Latihan Perang TNI AU, Marsda TNI Sudipo Handoyo, di Batam, Selasa (29/10).
Latihan yang digelar selama lima hari hingga Jumat (1/11) ini mengangkat tema "Komando Tugas Udara Gabungan Beserta Perkuatannya Melaksanakan Operasi Udara di Pulau Natuna dan Sekitarnya guna Mendukung Komando Gabungan TNI Dalam Rangka Menjaga Keutuhan NKRI".
"Angkasa Yudha 2013 akan dibagi dalam dua kegiatan utama, yaitu gladi posko dan manuver lapangan. Untuk gladi posko dilaksanakan pada 21–24 Oktober 2013 di kampus Seskoau, Lembang, Bandung. Sedangkan manuver lapangan digelar 28 Oktober sampai dengan 1 November 2013 di Kepulauan Natuna," kata Sudipo.
Menurut Sudipo, latihan perang itu bertujuan menguji doktrin satuan, meningkatkan kemampuan personel Komando Operasi TNI AU I (Koopsau I), Koopsau II, Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), Korps Pasukan Khas TNI AU (Korpaskhas) beserta seluruh pendukungnya, termasuk satuan radar serta ratusan prajurit untuk mendukung latihan puncak TNI AU ini. (KJ)