Prototipe tank pertama akan dipublikasikan pada Juli 2014.
Pemerintah Indonesia dan Turki sepakat menjalin kerja sama dalam pembuatan tank. Kesepakatan itu diikat dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani di sela kegiatan Pameran Industri Pertahanan Internasional (IDEF) ke-11 di Istanbul, Turki, pada Mei lalu.Tank ALTAY Turki |
Zekeriya berharap prototipe tank akan selesai dibuat setelah Turki menggelar pemilu tahun depan. “Desain tank akan diungkap ke publik setelah Turki selesai menggelar pemilu pada Juli 2014. Kebetulan Indonesia dan Turki sama-sama akan menggelar Pemilu Presiden di waktu yang sama,” kata Zekeriya.
Pembuatan tank ini rencananya akan melibatkan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI, yakni PT Pindad dan PT LEN. Salah satu perusahaan asal Turki, ASELSAN, merupakan mitra dari PT LEN yang sudah memiliki pengalaman memproduksi peralatan di bidang pertahanan dan keamanan. Sementara dari pihak Turki, proyek ini akan ditangani oleh FNSS Defense System.
Tanam investasi
Zekeriya juga mengatakan, dua perusahaan besar Turki akan menanamkan investasi di Indonesia. Perusahaan itu bergerak di bidang pengeboran dan pertambangan, serta produksi mesin pendingin dan mesin cuci.
“Mereka telah melakukan survei selama hampir empat tahun untuk menentukan tempat investasi. Untuk perusahaan pertambangan dan pengeboran dari Turki, mereka baru memperoleh izin di Agustus lalu,” kata Zekeriya. Perusahaan itu akan mulai melakukan pengeboran di Pulau Sumatera.
Sementara untuk perusahaan produsen mesin pendingin dan mesin cuci dari Turki, sudah siap memproduksi produknya karena telah menemukan mitra lokal.
Namun, ujar Zekeriya, lebih banyak perusahaan Turki yang lebih memilih untuk melakukan hubungan dagang di Indonesia ketimbang berinvestasi. Penyebabnya adalah nilai tukar mata uang yang tak stabil dan birokrasi yang rumit. “Terlalu banyak perjuangan dan birokrasi untuk bisa memperoleh izin usaha di Indonesia,” kata dia.
Dalam neraca perdagangan, Indonesia masih mengalami defisit dari Turki pada tahun 2012. Zekeriya mengatakan nilai perdagangan dari Indonesia ke Turki mencapai US$1,5 miliar, sedangkan dari Turki ke Indonesia mencapai US$250 miliar. (VivaNews)