Sapu Angin, kreasi mahasiswa ITS
Pameran Mobil Hemat Energi Karya Mahasiswa - Halaman Istana Negara, Jakarta, mendadak jadi “showroom”, Kamis 7 Juni 2012. Ada 17 kendaraan hemat energi yang dipamerkan. Semuanya merupakan kreasi mahasiswa dari sembilan universitas, yakni Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Institut Teknologi Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Politeknik Jakarta, Politeknik Pontianak, Universitas Sumatera Utara, dan Politeknik Bandung.
Kendaraan hemat energi yang dipamerkan itu menyertai kunjungan CEO Royal Dutch Shell Peter Voser menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Usai bertemu di Kantor Presiden, SBY dan Voser meninjau kendaraan kreasi dari 18 tim yang akan berkompetisi di ajang Shell Eco-marathon (SEM) Asia 2012.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh bertindak bak promotor. Dia memandu Presiden melihat masing-masing kendaraan yang akan dilombakan itu. Tampak antusias, Nuh menjelaskan. Dia pun meminta mahasiswa mendemokan kreasinya.
Arjuna Karya Mahasiswa UI
Cakrawala Karya Mahasiswa ITB
Keris Karya Mahasiswa UI
Sapu Angin Karya Mahasiswa ITS
Semar Karya Mahasiswa UGM
Diantaranya, Sapu Angin, kreasi mahasiswa ITS. Mobil berbentuk kapsul, berukuran 280 x 75 x 65 cm. Dipasangi mesin buatan sendiri, Paijo Evolution 3,65 cc. Mobil itu masih berbahan bakar bensin. Sapu Angin hanya mampu menampung satu penumpang.
Mahasiswa ITB mendemonstrasikan Cikal Cakrawala. Mobil ini juga kecil, yakni berukuran 270 x 130 x 120 cm. Menariknya, Cikal Cakrawala ini berbahan bakar baterai, yakni Lithium battery.
Selain dua mobil itu, masih ada belasan lainnya. Menurut Nuh, bahan bakarnya bervariasi, ada yang etanol, listrik, juga bahan bakar minyak. ”Pertamax bisa, tapi tetap sasarannya kehematan energi,” ujar Nuh.
Menurut dia, tahun ini merupakan kali ketiga kompetisi tersebut diselenggarakan. Tahun sebelumnya, prestasi mahasiswa Indonesia dalam ajang itu cukup membanggakan. ”Tahun pertama, prestasi anak-anak luar biasa, banyak yang dapat prestasi nomor satu di kawasan Asia. Eropa lain lagi. Tentu saya berharap tahun ini juga banyak prestasi yang diraih,” kata Nuh.
Menurut dia, sasaran kompetisi itu bukan menjadi juara. Tetapi, bagaimana menumbuhkan kreativitas dan daya invosi. ”Sasaran utama bagaimana mengembangkan teknologi itu sendiri untuk teknik otomotif yang benar-benar mencerminkan kehematan energi,” ujarnya.
Bukan Gaya-gayaan
Nuh mengungkapkan, sebagian mahasiswa yang ikut dalam kompetisi itu juga tergabung dalam tim yang ikut mempersiapkan mobil listrik. Peta jalan mobil listrik itu telah dipresentasikan oleh tim universitas kepada presiden.
”Kawan-kawan ini pun ikut dalam tim penyiapan mobil listrik. Ini bukan main-main, gaya-gayaan, ini harus dirunut sebagai bagian dari road map,” ujarnya.
Sementara itu, External Comm and Social Performance Manager PT Shell Indonesia Sri Wahyu Endah mengatakan, ini merupakan kali ketiga Shell mensponsori kompetisi itu. Sejak 2010, peserta tiap tahunnya terus meningkat. ”Dari jumlahnya tahun 2010 hanya 9 tim, 10 tim tahun 2011, sekarang 18 tim,” ujar Sri.
Menurut dia, tiap tim diberi US$2000 untuk membuat kendaraan. Kemudian, diberi bantuan tambahan untuk pengapalan ke Malaysia, serta ongkos perjalanan. Kompetisi kali ini akan dilangsungkan di Sepang, Malaysia.