Honda Brio Indonesia
Honda akhirnya membocorkan alasan mengapa mau menanamkan investasi triliunan rupiah di Indonesia dengan membangun pabrik tambahan di Karawang, Jakarta. Pabrik ini akan meningkatkan kapasitas produksi mobil Honda hingga tiga kali lipat dari 60 ribu unit menjadi 180 ribu unit.
Direktur Marketing dan Purnajual Honda Indonesia, Jonfis Fandy, mengakui bahwa pasar mobil di Indonesia sangat menarik, khususnya pasar city car dan low MPV yang harganya di bawah Rp200 juta. "Kendaraan ini yang menguasai 70 persen pasar mobil nasional," kata dia kepada wartawan.
Sayangnya, Honda sama sekali belum memiliki produk city car dan low MPV di Indonesia. Honda baru memiliki MPV medium, yaitu Freed, dan MPV premium Odyssey. Pabrikan asal Jepang ini hanya memiliki sedan tak berbuntut Jazz. Itu saja harganya Rp200 juta, bahkan lebih.
Karena itu, di pabrik barunya, Honda akan fokus memproduksi mobil-mobil murah jenis low MPV dan city car bernama Brio. Dari pabrik inilah nantinya produk Brio diekspor ke wilayah Asia. "Indonesia akan jadi salah satu basis produksi Honda di Asia," katanya.
Belum tertarik hybrid
Mengenai mobil hybrid, Honda mengaku belum tertarik. Meski sempat memboyong Civic Hybrid pada 2006, Jonfis belum melihat prospek yang bagus. "Hybrid bukan produk yang menarik bagi pasar Indonesia," katanya.
Saingan terberatnya, Toyota telah memasarkan produk hybrid di Indonesia. Toyota sudah mulai memasarkan Prius dan Camry hybrid.
Sekadar informasi, rencananya Kementerian Perindustrian pada pekan ini akan mengundang sejumlah produsen otomotif untuk menyosialisasikan program pengembangan mobil hybrid tersebut. Di antara para produsen tersebut adalah pabrikan Honda dan Toyota.
Kendati masih dalam proses pengkajian, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengungkapkan sejumlah insentif yang akan diberikan kepada produsen otomotif salah satunya adalah insentif pajak. Kajian yang dilakukan pemerintah adalah memberikan pemotongan pajak terhadap komponen barang impor mobil tersebut.
Konsep insentif inilah yang akan diberikan pemerintah bagi produsen yang memproduksi mobil ramah lingkungan tersebut. "Dia bisa jual 1-2 persen, tapi dapat tambahan dari pemerintah," katanya.