Indonesia - Malaysia Sepakat Menolak Penyadapan, Terorisme, Ekstrimisme dan Radikalisme

Penyadapan bisa melunturkan kepercayaan antar negara di dunia internasional.

Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat untuk menolak bentuk penyadapan apapun antara negara. Hal itu disepakati dalam pertemuan Konsultasi Tahunan ke-10 Indonesia - Malaysia di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/12).



Presiden SBY mengatakan penyadapan bisa melunturkan kepercayaan antar negara di dunia internasional. Penolakan itu akan disampaikan dalam pertemuan puncak ASEAN.


"Saya kira mutual trust dan mutual respect penting untuk hubungan internasional. Oleh karena itu, saya juga senang karena Perdana Menteri setuju usul yang akan saya sampaikan nanti di pertemuan puncak ASEAN agar ada kesepakatan inter-ASEAN bagaimana kita menolak kegiatan spying ini. Tentunya antara negara lain dan ASEAN, dan sesama negara ASEAN sendiri," kata Presiden SBY.

SBY menambahkan, Indonesia menyambut baik upaya Malaysia untuk terus menjaga sikap moderat dan berpandangan sama dengan Indonesia. Pandangan itu untuk menolak terorisme, ekstrimisme, radikalisme yang tidak membawa keteduhan bagi kehidupan masyarakat.

"Kerjasama untuk itu tentu baik, karena itulah nilai agama dan budaya yang harus dijunjung tinggi baik di Indonesia dan Malaysia, dan pada tingkat dunia," papar SBY. (JN)