Indonesia Police Watch (IPW) menduga kuat peralatan cyber crime milik Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menjadi pintu masuk penyadapan yang sering dilakukan oleh negara-negara asing terhadap pejabat-pejabat di Indonesia, khususnya Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pasalnya, kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane hampir seluruh peralatan yang digunakan oleh cyber crime Polri berasal dari negara asing.
"Kita menduga disadapnya pejabat-pejabat pemerintah (berasal) dari cyber crime bantuan Australia untuk kepolisian. Jadi yang paling banyak menerima bantuan peralatan IT, peralatan cyber dan alat sadap itu kepolisian," kata Neta saat dihubungi Sindonews, Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Selain itu, Neta juga meyakini bahwa peralatan milik cyber crime Polri terbilang cukup canggih, terlebih peralatan penyadapan yang dimiliki oleh cyber crime milik Mabes Polri dan tim Datasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror.
"Kebanyakan cyber crime ini dari Australia. Ada lima titik dan itu alat sadap paling canggih. Alat sadap cyber crime Polri itu ada di lima titik, diantaranya di Mabes Polri, Polda Metro Jaya, di Bali kemudian ada di Sumatera Utara dan NTB," papar Neta. (Sindo)