| ANTARA FOTO/Fanny Octavianus |
"Kerja sama di darat akan diselenggarakan latihan bersama dengan Kopassus. Rencananya, latihan tersebut akan digelar secara rutin," ujar Purnomo.
Melalui kerja sama ini, menurut Purnomo, terlihat betapa dekat hubungan kedua pasukan khusus antara China dan Indonesia.
Sementara itu, untuk kerja sama di bidang laut, kedua pasukan akan berlatih bersama dengan nama latihan komodo dan digelar di Laut China Selatan. "Namun, lokasi latihan di LCS tidak akan menyentuh wilayah internasionalnya. Kami hanya akan berlatih di wilayah kita saja," kata dia.
Pemerintah China, ujar Purnomo, sangat mendukung adanya latihan laut tersebut.
Terakhir, di bidang militer udara, China siap mendidik para pilot Indonesia untuk berlatih menggunakan simulator pesawat Sukhoi. Penggunaan simulator, ujar Purnomo, sengaja dipilih, karena apabila berlatih dengan pesawat asli, bisa memakan biaya yang tinggi.
"Di Beijing, mereka memang memiliki peralatan yang lengkap. Mereka tidak dikenakan biaya, ketika berlatih menggunakan simulasi," ujar dia.
Namun, di saat bersamaan, Pemerintah Indonesia juga sedang dalam tahap untuk memesan simulator tersebut. Alat simulator itu tidak bisa tiba dalam waktu cepat di Indonesia, lantaran Kepala Badan Perencanaan Pertahanan (Kabarahan) dari Mabes TNI AU sedang meneliti simulator jenis apa yang pas untuk pesawat Sukhoi SU-27 dan SU-30.
"Apabila jenis simulator yang cocok buatan Rusia, karena pesawatnya juga buatan dari sana, ya kami akan beli dari Rusia," kata dia.
Terkait kerja sama di bidang militer, Purnomo menyampaikan kebijakan Pemerintah Indonesia yang tidak akan melakukan pembelian alat militer dari satu negara saja.
Berdasarkan pengalaman di masa lalu, ujar Purnomo, menggantungkan peralatan militer ke satu negara saja, dapat menyulitkan militer dalam negeri.
Sementara itu, kerja sama di bidang pendidikan akan direalisasikan dengan menyumbangkan sebuah laboratorium bahasa Mandarin di Pusat Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) di Sentul.
"Kami sedang membicarakan kemungkinan tersebut. Selain itu, mereka juga akan mengirimkan seorang guru pengajar bahasa Mandarin," imbuh Purnomo. Bahasa Mandarin, turut dipandang penting di dunia internasional.
Dalam pertemuan bilateral, Purnomo turut mengajak Menhan China untuk ikut terlibat dalam pertemuan Menhan Dialog Pertahanan Internasional (JIDD) di Jakarta yang dihelat Maret 2014. Hal itu, karena tema yang diangkat akan menyinggung soal keamanan maritim.
"Dan mereka berjanji akan mengirimkan delegasi besar dan tingkat tinggi untuk mengikuti JIDD. Di sana, mereka dapat berdiskusi mengenai Laut China Selatan dan Laut China Timur, termasuk menyampaikan posisi mereka dalam sengketa lahan yang tengah berlangsung," kata dia.
Chang akan berada di Indonesia hingga 19 Desember mendatang. Agenda terakhirnya adalah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. (VivaNews)