Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Tentara China menggelar latihan bersama penanggulangan teroris. Pusat kegiatan bersandi Sharp Knife Airborne 2013 ini berlangsung di Markas Komando (Mako) Korps Pasukan Khas (Korpaskhas) AU selama enam hari atau 6-11 Oktober.
Jumlah peserta terdiri dari 120 personel TNI dan 60 personel People's Liberation Army (PLA) Airforce China. TNI diwakili prajurit Paskhas.
"Inti latihan ini penanggulangan teroris. Nanti skenarionya menciptakan aksi teroris yang membuat Cina dan Indonesia melakukan operasi bersama," jelas Direktur Latihan Bersama Sharp Knife Airborne 2013, Kolonel Rolland Waha, kepada wartawan di Mako Korpaskhas AU, Lanud Sulaiman, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (6/11/2013).
Menurut Rolland, kegiatan latihan bersama prajurit pasukan khusus kedua negara ini akan menampilkan serangkaian praktik tatktik dan strategi tempur ala militer. "Materinya yang dilatihkan itu antara laian kegiatan bela diri versi Indonesia dan China, alang rintang, dan terjun payun," kata Rolland yang kini menjabat Komandan Pusat Pendidikan dan Latihan Paskhas.
Acara tersebut dibuka langsung Komandan Korpaskhas Marsekal Muda (Marsma) TNI Amarullah dan perwakilan tentara China yakni Senior Kolonel Li Zhonghua. Amarullah dan Lee Zhong Hua bertindak sebagai inspektur upacara dalam kegiatan latihan bersama ini.
Amarullah sewaktu pembacaan sambutan di hadapan peserta, mengatakan kegiatan latihan bersama ini mempunyai nilai strategis sebagai wahana menjalin kerjasama, persahabatan, dan meningkatkan kualitas personel masing-masing negara. Ia berpesan kepada prajurit tentara Indonesia dan Cina agar serius berlatih sesuai prosedur tetap.
"Melalui kegiatan ini bisa meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman bagi personel yang mengikuti latihan," ucap Amaralullah.
Senior Kolonel Senior Kolonel Lee Zhong Hua mengungkapkan latihan bersama ini merupakan momen bersejarah yang sekaligus merintis jalan baru bernilai persahabatan dan kerjasama antarkedua negara. Ia menyebut latihan ini mencakup taktik penerjunan dan taktik penangulangan teroris.
"Teroris pada lingkup global bisa mengacam negara berdaulat dan internasional. Maka itu perlu kerja sama yang baik untuk melakukan operasi bersama dalam menghadapi teroris internasional. Kami bersedia bekerja sama dan bertukar pengalaman menangkis teroris untuk menjaga kemanan serta kestabilan kawasan demi tercapainya kedamaian dunia," kata Lee Zhong Hua saat membacakan sambutan. (Detik)