5 Alasan Mabes Polri Sikat Habis Teroris Ciputat

Tim Densus 88 Mabes melakukan penyergapan terhadap terduga teroris di Kampung Sawah, Ciputat. Dalam aksi Rabu (1/1) itu, 6 terduga teroris tewas karena diberondong tembakan.

5 Alasan Mabes Polri Sikat Habis Teroris Ciputat

Beberapa pihak pun menyayangkan tewasnya enam teroris itu. Seharusnya, ke enam teroris itu bisa ditangkap hidup-hidup untuk kemudian bisa dikorek informasinya mengenai jaringan mereka.

Namun Kapolri Jenderal Polisi Sutarman enggan disalahkan atas tewasnya enam terduga teroris itu. Menurutnya, Tim Densus sudah bekerja sesuai dengan standar operasional yang ada yang menyergap.


Tak hanya itu, Sutarman juga melemparkan tudingan kepada para terduga teroris tersebut. Berikut lima alasan yang disampaikan Kapolri terkait penyergapan yang menewaskan 6 terduga teroris Ciputat:

1. Teroris Ciputat didanai jaringan internasional

Kapolri Jenderal Polisi Sutarman menyebut pemberantasan terorisme harus ditumpas hingga ke sel-selnya. Saat ini menurut Sutarman , teroris terus menerus berkembang dengan sel-sel yang lebih kecil.

Sutarman juga berharap para anggota-anggotanya bisa menghabiskan sel-sel teroris yang masih berada di Indonesia. Sebab, teroris yang saat ini masih berkeliaran diduga selalu mendapat aliran dana operasional dari jaringan teroris di luar negeri.

"Selama ini kan (teroris) dibantu dan didukung dana-dana dari luar, dari kelompok teroris internasional. Kita bisa kurangi, sehingga kegiatan itu pasti akan memerlukan anggaran," ujar Kapolri.

2. Teroris mendapat legalisasi dari buku Ba'asyir

Sutarman menambahkan, para teroris-teroris yang beraksi selama ini di Indonesia diduga sudah terdoktrin dari buku karangan Abu Bakar Ba'asyir. Buku yang dimaksud Sutarman adalah buku yang berjudul Tadzkirah.

Sutarman pun yakin bahwa ajaran tersebut sama sekali tak dapat dibenarkan, karena salah satu ajaran di dalamnya menyebutkan bahwa melakukan kejahatan itu diperbolehkan.

"Merampok itu mendapat legalisir dan ada bukunya Abu Bakar Ba'asyir yang berjudul Tadzkirah. Di situ mengatakan bahwa merampok untuk kepentingan itu dihalalkan, itu ajaran dari mana? Itu yang harus kita pertanyakan. Saya kira seluruh bangsa Indonesia juga harus mempertanyakan," papar jenderal bintang empat ini.

3. Dana teroris dari merampok

Kapolri Jenderal Polisi Sutarman meminta kepada seluruh tokoh agama agar terus menyampaikan kepada masyarakat untuk membantu pemberantasan teroris. Hal ini karena di kalangan masyarakat banyak persepsi yang salah.

Menurut Sutarman , persepsi yang salah tersebut yakni merampok untuk mendanai teroris seolah diperbolehkan. Sebab, selama ini teroris-teroris yang berkeliaran di Indonesia sudah terdoktrin dengan ajaran tersebut. Bahkan aksi teror bom sudah diyakini oleh para teroris sebagai ibadah.

"Kita juga mengimbau kepada alim ulama, tokoh masyarakat untuk menyampaikan kepada masyarakat kita, kalau melakukan suatu tujuan dengan cara merampok untuk membiayai operasionalnya, itu saya kira di agama manapun tidak dibenarkan. Oleh karenanya kita juga harus bisa menyampaikan," kata Sutarman , Kamis (2/1).

4. Penggerebekan di Ciputat sesuai SOP

Ketua MPR Sidarto Danusubroto tak sepakat dengan aksi penggerebekan yang dilakukan Densus 88 Polri di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan malam tahun baru kemarin. Sidarto mengatakan, operasi ini perlu dikaji oleh para pimpinan lembaga negara. Karena sudah memakan korban enam orang.

"Ini operasi dengan korban 6 orang perlu dikaji pimpinan. Memang di satu pihak itu dilematis, itu orang-orang yang menurut mereka lebih baik mati dari pada menyerah," ujar Sidarto di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (2/1).

Namun Kapolri menyebut bahwa penyergapan di Ciputat sudah sesuai SOP yang berlaku. "Dalam SOP, kita juga harus ramah, termasuk memperlakukan teroris. Kemarin anggota kita sudah memperingatkan tiga sampai empat kali agar mereka keluar menyerahkan diri, anggota kita kan sudah kepung rumahnya. Tapi dari mereka sempat lempar bom rakitan keluar dan sempat meledak di sana," kata Sutarman saat perjalanan menengok anggotanya di rumah sakit daerah Jakarta Selatan.

5. Kapolri: Nurul Haq berencana jihad ke Suriah

Kapolri Jenderal Sutarman menyebut bahwa teroris tewas Nurul Haq sudah menyiapkan rencana pergi ke Suriah. Nurul Haq telah menyiapkan penyerangan aksi teror untuk hari Natal dan Tahun Baru.

Hal tersebut disampaikan Sutarman di rumah sakit di Jakarta Selatan untuk menengok salah satu anggotanya yang terluka saat baku tembak di rumah kontrakan Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

"Kita dalam pengungkapan dokumen bahwa Nurul Haq akan berjihad ke Suriah. Dia sudah mempersiapkan paspor untuk ke sana. Sebetulnya targetnya adalah Natal dan tahun baru, termasuk wihara," kata Sutarman , Kamis (2/1)


Sumber : Merdeka