Hayono Isman |
Bahkan, DPR meminta agar intelijen lebih diperkuat lagi, pasca kemungkinan adanya penyadapan yang dilakukan oleh Amerika Serikat.
"Mari kita pahami. Semua negara melakukan kegiatan mematai, bukan hanya Amerika. Bahkan, Amerika sendiri sering kebobolan," kata Anggota Komisi I DPR Hayono Isman kepada jurnalis, setelah ziarah ke makam mantan Presiden RI Soekarno di Blitar, dalam rilisnya, Jumat, 01 November 2013.
Menurut dia, pemerintah harus lebih teliti dan lebih memperkuat intelijen, agar Indonesia terhidar dari hal yang demikian (aksi penyadapan). “Sesama negara sahabat kok saling mematai," kata mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga era 1993-1998 itu.
Namun, dia juga menyebut, aksi penyadapan itu bisa menganggu hubungan bilateral. Ia berharap, intelijen di Indonesia bisa berbenah diri, agar hal serupa tidak terjadi.
Sementara itu, Badan Intelijen Negara (BIN) melakukan pendalaman terhadap kemungkinan penyadapan oleh Amerika Serikat. Hal itu diungkapkan oleh Kepala BIN Letjen TNI (Purn) Marciano Norman.
Dia menyatakan, BIN sedang melakukan pendalaman informasi tersebut, dengan meminta penjelasan "counterpart" Amerika Serikat yang ada di Jakarta.
Di samping itu, BIN juga sedang mencari bukti dari berbagai sumber lainnya. Karena informasi dari sumber terbuka, harus dicek ulang dengan sumber lainnya.
Sehingga hasilnya akan dapat memberikan gambaran, mengenai ada tidaknya penyadapan tersebut.
BIN sendiri juga mendukung kebijakan yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri, dengan memanggil KUAI (Kuasa Usaha Ad Interim) Kedubes Amerika Serikat di Jakarta untuk memperoleh klarifikasi resmi.
Bila terbukti melakukan penyadapan, katanya, hal itu merupakan pelanggaran terhadap etika diplomasi dan kedaulatan Indonesia yang tidak selaras dengan hubungan baik, yang selama ini telah dibina oleh kedua negara. (Sindo)