TANK BARU DENGAN TEKNOLOGI SUPER RUSIA

Boleh saja Soviet terpecah belah sekarang. Perekonomiannya bisa saja porak poranda oleh ulah barat. Namun ganjalan tadi tak bakal bisa menghentikan mantan negara beruang merah berkreasi soal tank

Setelah kabut misteri kedigdayaan tank Rusia hilang begitu Perang dingin usia, kini kaum kamerad menciptakan teka teki baru. Teka teki itu adalah kemunculan Main Battle Tank anyar. Tak tanggung-tanggung, ada dua tipe sekaligus yang dilansir. Mereka adalah Uralgonzavod T-95 dan program Omsk Chiorny Oriol (Black Eagle).


Namanya juga barang gress. Jadi logis saja bila detil teknisnya masih terbatas. Dari kedua tipe yang disebutkan tadi, predikat pionir digondol Black Eagle. Pertama kali dipergoki khalayak ramai pada tahun 1997, ia sudah bikin heboh banyak orang. Penyebabnya adalah bagian kubah yang demikian ramping itu di tutupi selimut kamuflase. Jelas langkah ini membuat penasaran kalangan intel barat.

Beruntung ada sedikit petunjuk yang diberikan. Desain anyar kubah serta bodi Black Eagle dibuat untuk menyokong kanon generasi terbaru Rusia. Tak main-main, nantinya ia akan menyusun meriam berukuran 152 mm. Artinya jauh lebih dahsyat ketimbang tank-tank asal barat yang rata-rata meriamnya masih bermain di kelas 120 mm.

Masih belum cukup, hanya berselang selama tiga tahun, lagi-lagi Rusia meluncurkan prototype MBT barunya yaitu T-95 terobosan yang di terapkan juga sama heboh dengan Black Eagle. Kubah pada varian terakhir keluarga besar T tadi dibuat tak berawak (unmanned) artinya seluruh kinerja kubah yang mengadopsi kanon kaliber 135 mm ini dilakukan secara otomatis


Tak kalah menariknya seluruh awak ditempatkan pada satu lokasi di bagian bawah lambung tank. Bagian ini sekaligus juga berfungsi sebagai kapsul penyelamat. Wah-wah, bukan main. Apakah semua ini pertanda era misteri kesaktian tank-tank asal Rusia bakal mencuat kembali..? kita tunggu saja i Rusia dalam menginovasi tank-tank tempurnya.

KAPAL CEPAT SWEDIA (SPICA)


Seperti umumnya negara-negara di kawasan Laut Baltik, AL Swedia juga lebih mengutamakan kapal-kapal tempur cepat berukuran kecil. Kondisi alam yang di dominasi perairan dangkal merupakan faktor pemicu utama.

Salah satu tipe kapal cepat buatan Swedia yang namanya cukup berkibar adalah Spica. Berbekal sumber tenaga tiga unit Turbin Gas Rolls-Royce Proteus membuat kapal ini bisa beraksi dengan cepat menguber lawan-lawannya.


Bicara tentang senjata , pada varian awal Spica I, Swedia lebih suka memakai torpedo sebagai senjata utamanya. Sedikitnya ada enam tabung peluncur torpedo berpemandu kawat (wire-guided) yang bisa di bawa lebih banyak ketimbang kapal-kapal cepat torpedo pada umumnya.

Sebagai senjata bantu Spica I menggandalkan sepucuk meriam Bofors kaliber 57 mm. Senjata yang di dek depan ini juga punya kemampuan antipesawat. Hal ini diwakili dari kehebatan daya tembak meriam yang mencapai 200 butir proyektil per menit.

Bila lihat dari samping posisi kubah meriam dan anjungan kapal tergolong jauh. Ada keuntungan yang bisa diraih dari penempatan kubah model begini. Blind zone sudut elevasi meriam bisa diminimalisir. Alhasil ruang gerak laras lebih bebas manakala meriam di fungsikan sebagai senjata anti pesawat.

Selain Swedia, sejumlah negara lain yang juga mengoperasikan kapal sejenis ini . atau paling tidak mengambilnya sebagai basis pengembangan. Taruhlah contoh Al Denmark misalnya. Mereka ini sedikit meraupkan desain bagian atas mulai dari bagian atas. Mulai dari depan , meriam OTO-Malera kaliber 76 mm menggeser posisi Bofors Mk.1 selanjutnya kesaktian torpedo digantikan oleh peluncur rudal antikapal Harpoon agar mampu menampung kotak-kotak peluncur rudal maka posisi anjungan lebih maju ke depan. Ini bila di bandingkan dengan Spica I.

Kapal kelas spica juga di operasikan oleh AL Malaysia, tipe spesifikasinya adalah spica M atau dikenal dengan nama lokal sebagai kelas handalan. Beda dengan Swedia, empat kapal Malaysia ini memakai mesin diesel. Sementara sebagai senjata utama adalah empat pelontar rudal anti kapal Exocet MM38.

Ada satu cerita tersendiri tentang armada spica Al Swedia. Negeri ini secara khusus membangun bungker-bunker alam sebagai “hanggar” armada Spica di sepanjang garis pantai di desaian sedemikian rupa agar mampu menaha gempuran segala jenis senjata konvensional yang ada di jagat . Secara teori untuk membungkam satu bungker, lawan musti rela meluncurkan senjata nuklir yang nota bane bisa dipastikan menguras banyak tenaga.

RBS-15
Saab RBS-15 merupakan gambaran Rudal antikapal asli buatan Swedia. soal sosok di bilang unik. pada bagian bawah terdapat intake yang tak lain buat memasok udara sumber tanaga rudal kapal. Secara teknis dengan kecepatan Sub Sonik (March 0,8) senjata ini mampu menghantam target pada 150 km. pada setiap kapal cepat kelas Spica, AL Swedia memasang sekitar 8 rudal menggeser tabung pelontar torpedo. dalam kondisi siap dilontarkan seriap rudal punya bobot sampai 770 kg.



Spesifikasi :
Dimensi : Panjang 43,6 m ; Beam 7,1 m; drought 1,6 m
Bobot Tempur : 240 Ton
Sumber Tenaga : Turbin Gas Rolls-Royance Proteus
Kecepatan Maksimal :40 Knot
Awak : 28 Orang


Meriam Bofors 57 MM MK2 dan Bofors

Sosoknya tergolong lain dari pada yang lain. Itulah kesan pertama saat orang menyimak meriam Bofors Mk.2 kaliber 57 mm. Kesan ini didapat dari bentuk kubah meriam yang memang sengaja dibuat futuristik.

Bagi bofors, produsen meriam asal Swedia yang sekarang berada di bawah naungan BAE System Inggris, desain kubah seperti ini punya sejumlah keuntungan. Selain mendongkrak tampilan kapal jadi lebih oke, tambahan bida di bagian belakang kubah juga mampu memberikan kontribusi stabilitas. Singkatnya kompunen ini bisa sekaligus berfungsi sebagai spoiler.

Bila dipasang pada kapal-kapal cepat, umumnya bofors Mk.2 punya fungs sebagai senjata bantu utama. Oleh karena itu penempatan paling pas adalah di dek depan. Hal ini pula yang lantas menjadi patokan bagi PT.PAL saat menyorotnya bagi keperluan kapal-kapal FPB-57 Varian KCT (Kapal Cepat Torpedo) dan patroli buatannya.

Bofors Mk.2 sebenarnya di buat dari basis meriam kapal Varian SAK 57 /60 yang dikembangkan diera 1940-an. Setelah melewati proses yang cukup berliku maka lahirlah generasi Mk.2 di awal era 1980-an. Salah satu terobosan yang diterapkan bofors pada varian ini adalah menyulap sisttem pendingin laras. Berbekal kemajuan ilmu metalurgi proses pendinginan cukup dengan udara dan buka lagi memakai air (water cooling system) selain itu dengan berat keseluruhan sistem dibawah tujuh ton maka meriam bisa di pasang pada kapal-kapal perang berbobot minimal 150 Ton.





Bofors Siluman


Sampai sekarang keluarga meriam Bofors 57 mm sudah masuk versi Mk.3 ciri fisik yang menjadi faktor pembedah adalah dihilangkannya jendela bidik operator pada bagian kubah sebelah kiri. Artinya generasi ini sudah mengadopsi sistem penembakan otomatis sepenuhnya.

Selain itu tampilan, kemajuan tembak pun juga dipenuhi. Berbekal proyektil berlabel 3P All Target Amunition maka jarak jangkau terdongkrak tiga kilometer lebih jauh dari generasi sebelumnya. Secara teknis meriam bisa melontarkan 220 proyektil dalam waktu satu menit . sementara persediaan peluru siap tembak dipatok 120 butir proyektil.

Bukan Cuma itu saja yang membuat para ahli militer mesti angkat topi . Bofors Mk.3 juga dirancang agar bisa di gunakan pada kapal yang sudah menganut teknologi siluman. Supaya RCS (Radar Cros Section) kapal tetap minim dari tangkapan dan jangkauan radar musuh maka saat tak di gunakan laras bisa disembunyikan dalam rumahkan meriam (gun-house) dengan segudang kelebihan tadi maka tak salah bila Bofors Mk.3 jadi penghuni tetap dek depan korvet siluman Swedia Visby.



Gambar Kapal Perang Visby buatan Swedia

Kapal Perang Cepat Kelas Laba-Laba untuk Keperluan Anti Kapal Selam

Bagi AL Soviet, konsep mempertahankan wilayah pantai dari terobosan kapal asing rupanya benar-benar telah mendarah daging . Alhasil wajar saja bila negeri ini punya daftar panjang tipe kapal cepat. Dari sekian banyak yang ada, salah satunya adalah Fast Attack Craft (FAC) kelas Pauk.

Pauk atau diartikan dari bahasa Rusia adalah laba-laba. Sesuai dengan aturan AL Soviet kapal ini termasuk jenis kapal MPK ( Maly Protivolodohny Korabl) atau kapal kecil untuk keperluan Antikapal selam. Sesuai dengan konsep pertahanan maritim yang dianut, Pauk dirancang untuk menghalau kemungkinan penyusupan kapal selam asing di wilayah Pantai Soviet.


Pertama kali dipergoki pengamat militer barat pada tahun 1980, kapal ini merupakan kapal perang anti kapal selam terkecil yang pernah dibuat. Merujuk pada silsilahnya, Pauk dilansir guna menggantikan posisi kelas Poti.

SENJATA SPESIAL
Sesuai peruntukannya Pauk memang di bekali dengan beragam senjata maupun perangkat kapal selam. Dimensi kapal yang terbatas tak jadi halangan baginya untuk mengusung sonar model celup (dipping sonar) maupun sonar terpasang pada lambung.

Sekarang bergeser ke soal persenjataan secara garis besar ada dua tipikal senjata yang di bawa. Golongan pertama adalah senjata khusus keperluan antikapal selam. Daftarnya cukup panjang. saat mengejar sasarannya bisa di pastikan empat torpedo kaliber 406 mm dengan sistem pemandu akustik jadi andalannya. Sementara mortir anti kapal selam RBU-1200 kaliber 250 mm terasa lebih ampuh melumat target pada jarak dekat. Terakhir bila memergoki kapal selam musuh yang sedang bersembunyi maka itu artinya merupakan jatah bom-bom dalam (depth charge). Setiap kapal dilengkapi dengan sepasang rel pelepas bom dalam. Fasilitas ini terdapat di bagian buritan kapal.

Senjata golongan kedua yang juga melengkapi Pauk adalah Arsenal anti pesawat. Sebagai pertahanan titik kapal dilengkapi dengan pelontar rudal anti pesawat SAN-5. Selain rudal masih ada lagi sepucuk meriam kaliber 3 inci di dek depan plus kubah kanon gatling AK-630 Kaliber 30 mm. Senjata multilaras ini tertanam di belakang menara.

Selain itu dikabarkan bahwa pihak AL, kapal sejenis juga pernah dioperasikan oleh Dinas Intelijen Soviet, KGB

Selain itu ada beberapa peralatan yang di usung kapal jenis ini antara lain
  1. Kubah meriam fungsi ganda (DP) kaliber 3 Inci
  2. Antena VHF (Kode NATO : Sprage Star)
  3. Pelontar Mortir RBU - 1200
  4. Tabung Terpedo kaliber 406 mm
  5. Fire Kontrol Kanon Gatting (Kode Nato Base Tilt)
  6. Antena IFF (Kode Nato Squere Head)
  7. Radar Permukaan (Kode Nato Peel Cone)
  8. Antena Multi Frekuensi
  9. Kubah Kanon gatling AK-630
  10. Rel Peluncur Bom Dalam (Depth Charge)
dibawah ini adalah gambar senjata jenis RBU-1200 yang memiliki beberapa tabung pelontar dan senjata sekelas ini bisa mencomot roket kaliber 250 mm atau 300 mm. kode 1.200 dalam RBU mewakili jarak jangkau. Secara teknis RBU-1200 efektif buat menghantam target sejauh 1.312 yard (sekitar 1200 m)




Penanggulan Stress Pada Prajurit

Stress adalah kondisi kejiwaan, sebagai akibat dari ketidakmampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sehingga tidak terdapat keseimbangan di dalam jiwanya, yang dapat menimbulkan tindakan menjurus kea rah yang negative, bahkan bisa membawa pada kematian.

Anggapan bahwa stress merupakan ciri masyarakat modern tidakalah sepenuhnya benar, karena stress dapat dialami oleh setiap orang, dimanapun, kapanpun dan dilingkungan masyarakat apapun, tak terkecuali dilingkungan prajurit, baik yang berada di home base terlebih yang di daerah operasi.


Apabila seorang prajurit tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya ataupun dengan tugas-tugas yang dihadapi, maka tidak tertutup kemungkinan prajuri tersebut akan terkena stress, baik lantaran takut saat menanti kontak dengan musuh, memikirkan keluarga yang ditinggalkan, banyaknya kawan yang gugur, terlambatnya dukungan logistic, kurangnya perhatian komandan, tertundanya kenaikan pangkat, lamanya penugasan dan lain-lain yang menimbulkan ksecewa dan rasa tidak puas. Bila stress tersebut tidak mampu diatasi prajurit, dapat menjurus kearah perbuatan/tindakan negative dan berbahaya yang menyimpang dari nilai-nilai Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.

Kebanyakannya stress berawal dari rasa frustasi dan kecewa yang mendalam karena hasrat dan keinginan tidak terpenuhi atau terhalang, baik keinginan atau kebutuhan biologis, psikologis maupun rohaniah. Dampaknya dapat berupa tindakan agresif, meskipun tidak selalu dinyatakan secara terbuka, bisa juga dalam bentuk mempertahankan diri, berkembang dan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya.

Meskipun prajurit debentuk, dididik, dibina dan dipersiapkan untuk menghadapi tugas-tugas berat yang penuh resiko, serta terikat dengan disiplin yang ketat, akan tetapi prajurit tetaplah manusia biasa, yang butuh rasa aman, kasih saying, perhatian, merasa diterima lingkungan dan lain sebagainya. Oleh karena itu bilamana tidak terdapat keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhannya dengan penugasannya akan dapat melahirkan frustasi bahkan stress.

Akibat stress bisa dalam bentuk cemas, agresif, apatis, depresi, perasaan penat, frustasi, merasa bersalah dan malu, perasaan mudah tersinggung dan berperangai jelek, mudah marah, kurang harga diri, tegang dan merasa terancam, gelisah dan kesepian.

Dari segi perilaku menjadikan orang stress mudah mengalami kecelakaan, terbiasa menggunakan obat, emosi mudah meledak-ledak, makanmelampaui batas atau sebaliknya kurang selera, merokok dan minum-minuman yang berlebihan, marah yang berkobar-kobar, tingkah laku implusif, berbicara lemah, tertawa-tawa, gelisah dan khawatir.

Akibat kognitif dari stress menjadikan seseorang kurang mampu mengambil keputusan dan konsentrasi, sering lupa, sangat sensitive untuk dikritik dan terjadi mental blok. Sedangkan dari segi organisasi gejala stress terlihat dari perilaku prajurit yang suka membolos, kurang produktif, tingkat kecelakaan meningkat, banyak yang minta pindah, suasana oraganisasi/kesatuan kurang menyenangkan, pertentangan, hasil kerja kurang memuaskan, dan lain-lain.

Akibat stress dari segi fisiologik faali terlihat dari bertambahnya kadar gula dalam darah, denyut jantung bertambah cepat dan tekanan darah naik, sukar bernafas, terasa tenggorokan tersumbat, anggota badan menjadi kaku, tak berdaya. Adapun dari segi kesehatan akan berakibat timbulnya asma, sakit dada dan punggung, diare, lemas dan pusing-pusing, mulas, sering kencing, sakit kepala yang sering, neorotic, mimpi buruk, sukar tidur, psikosis, gangguan psikosomatik, diabetes mellitus, sakit kulit, bisulan dan kehilangan gairah seks dan menjadi lemah.

Melihat begitu banyaknya dampak yang merugikan akibat stress sebagaimana diuraikan di atas, maka sepatutnyalah kita mencari alternative pemecahan dari berbagai permasalahan yang dihadapi. Baik dengan cepat berubah pikiran, keadaan dan situasi agar tidak larut dalam suaru khayalan yang tidak perlu, atau dengan membuka diri dengan cara bertukar pikiran, serta menumbuhkan keberanian yang kuat dalam diri bahwa hidup merupakan tantangan yang mesti dihadapi.

Upaya mencegah dan mengatasi stress lainnya yang selektif dan biasa dilakukan di lingkungan prajurit adalah melalui pembinaan mental atau rohani. Dengan melalui pendekatan agama, maka semua permasalahan hidup yang dirasakan jadi bebana dikenmbalikan kepada Tuhan YME, Tuhan Yang Maha Mengatur segala sesuatunya, sehingga menyadari bahwa diri ini adalah mahkluk yang lemah, yang sudah ditakdirkan oleh - Nya, dan kepada - Nya kita berserah diri.

(*Mayor Caj Hikmat Israr-

Pamen Disbintalad

Boing Berteknologi ATL (Adavanced Tactical Laser)

KIRKLAND - Perusahaan pesawat terbang Boeing Co menyatakan telah menguji pesawat terbang yang dilengkapi dengan senjata laser taktis (advanced tactical laser/ATL). Hasilnya, senjata yang diletakkan pada bagian bawah badan pesawat militer C130-Hercules itu mampu menghancurkan target level tinggi tanpa melukai seorang pun di dekatnya.

Boeing mengatakan, laser teknologi tinggi tersebut diyakini akan mengubah peralatan perang masa depan itu sehingga bisa menembak sasaran dari jarak berkilo-kilometer dengan ketepatan tinggi



"Itu sama seperti punya penembak jitu di angkasa. Bila memiliki senjata tersebut di medan perang, tak akan ada lagi tempat aman bagi musuh untuk bersembunyi," kata Gary Fitzmire, wakil presiden sekaligus direktur program Sistem Energi Terarah Boeing yang membuat senjata laser tersebut.

Menurut Fitzmire, senjata laser taktis itu memproduksi sorotan cahaya. Serangkaian cermin yang dikendalikan dengan komputer akan mengarahkan sinar laser tersebut kepada sasaran. Cermin-cermin itu membantu mengatur sinar laser yang dihasilkan oleh senjata tersebut untuk mengimbangi turbulensi yang mungkin dialami pesawat pembawa.

Karena kemampuan membidik sasaran dengan presisi ultra, ATL diharapkan bisa mengurangi kerusakan berat saat pertempuran. "Kami mungkin mampu membidik target yang tidak mungkin Anda bidik dengan cara lain," tegasnya.

Sistem senjata laser itu kali pertama diuji di pangkalan Angkatan Udara Kirkland di New Mexico pekan lalu. Para petinggi Boeing menyatakan, senjata tersebut mampu menghantam target berukuran 1 x 1 meter. Namun, dengan alasan keamanan, mereka menolak mengatakan sasaran itu ditembak dari jarak berapa kilometer.

Meski hasil tes awal tersebut dinilai menjanjikan, Boeing mengingatkan bahwa senjata laser itu masih butuh waktu panjang untuk bisa dipakai bertempur. "Itu demonstrasi untuk memancing kekaguman, bukan demonstrasi sistem militer baru yang sudah terbukti bisa dioperasikan secara efektif dan diandalkan dalam pertempuran," tutur Philip Coyle, pakar persenjataan di Center for Defense Information.

Coyle menjelaskan, senjata laser itu mungkin efektif untuk memusnahkan target level tinggi tanpa melukai siapa pun di dekatnya. "Anggap saja kita melihat Usamah Bin Laden atau orang lain yang diincar. Pertanyaannya, akankah kita memakai senjata tersebut, bukannya peluru?" ucapnya.

Coyle lalu mengingatkan, laser tidak selalu mematikan. Ia memang memancarkan panas tinggi. Tapi, senjata tersebut tidak selalu membunuh sasaran. "Rasanya sulit mengganti senjata biasa dengan laser. Misalnya, adakah cukup tenaga dalam sebuah senjata laser untuk melelehkan tank mush? Kalau tidak, apa bagusnya?" sindir dia. Menurut rencana, uji coba kembali dilakukan pada akhir tahun mendatang.


Petinggi Militer AS Ragukan Masa depan Program Jet Siluman F-22

Washington (ANTARA News) - Seorang perwira militer penting AS menyatakan keraguannya, Rabu, terhadap masa depan program jet tempur mahal F-22, mengingat kondisi ekonomi yang memburuk akan memaksa Pentagon memangkas anggaran.

Jet tempur siluman F-22 Raptor buatan Lockheed Martin/Boeing, yang digagas saat berlangsungnya Perang Dingin, dipandang oleh para pengecamnya, antara lain Menhan Robert Gates, sebagai pesawat yang sulit disesuaikan penggunaannya dalam konflik yang lain daripada biasanya, seperti di Irak dan Afghanistan.


"Penting sekali bagi kita semua, juga di Departemen Pertahanan, untuk menekan anggaran kita, untuk memangkasnya sebisa kita," kata Ketua Kepala Staf Gabungan, Laksamana Michael Mullen, kepada para wartawan, sebagaimana dilaporkan AFP.

"Saya mengkhawatirkan kurangnya pengendalian biaya pada begitu banyak program kita," kata Mullen. "Kita harus mampu melakukannya atau kita tak bisa membelinya."

Mengenai F-22, "Masalahnya bukan terletak apakah kita membutuh atau memilikinya," katanya. "Masalahnya adalah berapa banyak yang kita perlukan untuk mesa mendatang?"

"Saya merasa prihatin dengan program mahal seperti ini," katanya, sambil menambahkan Angkatan Udara membutuhkan tambahan 60 pesawat di luar 183 F-22 yang telah dipesan.

Program ini hingga sejauh ini telah menelan biaya 65 miliar dolar, sehingga setiap F-22 harganya 350 juta dolar.

Namun demikian, para pejabat penting Angkatan Udara AS mempertahankan program itu, dengan menyatakan jet tempur itu disesuaikan dengan baik sekali untuk menghadapi calon-calon musuh AS, seperti China.


Para anggota Kongres terkemuka juga merasa enggan mengakhiri program itu, sehubungan program ini menjadi sumber lapangan kerja bagi ribuan orang di seluruh AS.

"Saya kira ... di dunia kedirgantaraan, masa depan kita ada di Joint Sterike Fighter (JSF)," kata Mullen.

Ia merujuk pada jet tempur siluman Lockeed Martin F-35, yang dirancang untuk menggantikan jet tempur F-16, yang kini banyak dipakai di Angkatan Udara.

Namun begitu, program ini, yang juga melibatkan beberapa negara lain, juga mengalami kelambatan dan biaya yang membengkak.

Petangon merencanakan akan membeli 2.400 JSF hingga 2027. (*)

Pesawat Sukhoi Meningkatkan Martabat Kedirgantaraan Indonesia

Pertahanan dirgantara Indonesia kini dilengkapi dua pesawat Sukhoi Su-27 tipe SK Upgrade yang tiba di Lapangan Udara Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur, Rabu (27/8) pagi tadi. Dalam waktu tiga pekan, dua kendaraan tempur itu siap diuji coba pilot dari pabrik asalnya, Rusia. Sebanyak enam pilot TNI Angkatan Udara juga segera datang dari Moskow setelah dilatih menerbangkan Su-27 selama dua bulan. Paket Sukhoi pun akan dilengkapi dua Su-30 yang bakal datang dari Rusia sekitar sepekan lagi, yang rencananya disusul kemudian dua helikopter Mi-35, September mendatang.


Menurut instruktur pesawat F-16 Mayor Penerbang TNI AU Agung Sasongko Jati, tujuan utama pembelian keenam alat tempur itu bukan untuk kekuatan militer. Sebab, lantaran jumlahnya sedikit, peralatan itu hanya diprioritaskan untuk mencetak penerbang-penerbang terlatih dan profesional. Keenam pilot yang sudah dilatih khusus nantinya ditugaskan menurunkan ilmunya kepada pilot-pilot. Targetnya, supaya pada akhirnya jumlah penerbang andal di Tanah Air meningkat. "Dalam waktu enam bulan, jumlah penerbang bisa meningkat sampai 16 orang. Jadi, kalau nanti beli pesawat lagi, penerbang-penerbang kita sudah siap," jelas Agung kepada Arief Suditomo, dalam dialog di Studio SCTV, Jakarta, Rabu (27/8) petang.

Target lain yang diyakini akan dicapai dengan pembelian paket Sukhoi, lanjut Agung, adalah meningkatkan martabat kedirgantaraan Indonesia yang selama ini dipandang sebelah mata. Seperti kasus lolosnya pesawat tempur Hornet F/A-18 milik AU Amerika Serikat di Pulau Bawean, Jawa Timur, awal Juli silam . "Dengan adanya Sukhoi, maka kita membuat tekanan ke luar negeri agar berhati-hati memasuki wilayah kita," tegas pilot yang juga menerbangkan Hawk-200 itu. Menurut rencana, pesawat-pesawat tercanggih se-Asia Tenggara tersebut ditempatkan di pangkalan udara wilayah timur yang berbatasan dengan negara lain. Di Asia sendiri, baru beberapa negara yang dilengkapi Sukhoi, antara lain Malaysia, India, Vietnam, dan Cina.

Memang, tambah pilot yang dijuluki Sharky ini, secara jumlah, Sukhoi tak mampu menambah kekuatan operasional TNI AU. Idealnya, komposisi tangguh pesawat tersebut bisa mencapai 100 unit Tapi dia meyakinkan bahwa kepemilikan Sukhoi tak kalah efektif dengan satu skuadron pesawat tempur jenis F-16 yang dimiliki TNI AU. Sebab, secara keseluruhan, Sukhoi jauh lebih unggul dibanding F-16, terutama yang tipe generic. Meskipun berbadan lebih besar, Sukhoi dengan gaya andalan patukan kobra-nya memiliki kemampuan tempur dan kelincahan lebih hebat dibanding F-16. "Dari segi radar, rudal, dan senjata-senjata lainnya, Sukhoi menang jauh," beber Agung. Ibaratnya, lanjut dia, F-16 versus Sukhoi seperti pertempuran antara pistol generasi sederhana dengan senapan serbu terbaru yang dilengkapi alat melihat di malam hari serta fasilitas canggih lainnya.

Su-27 dikenal sebagai pesawat tempur multifungsi, terutama fungsi air superiority atau keunggulan di udara. Pesawat dengan fungsi ini memiliki satu ciri khas yakni jarak jangkauan jelajahnya yang jauh, serta manuverabilitas yang tinggi. Su-27 memiliki kemampuan combat radius sejauh 1.500 kilometer serta jarak jelajah maksimal 4.000 km, alias sepersepuluh keliling bumi. Artinya, apabila ada pesawat Australia bermain-main di sekitar negara Timor Leste atau Papua, Su-27 mampu mencegatnya walaupun take-off pesawat itu dari Makassar, Sulawesi Selatan. Sementara Su-30, memiliki maximum operating range sampai 5.200 km dan kecepatan tertinggi mencapai 2,3 kali kecepatan suara.

Pengamat militer ini menyatakan, kemampuan Su-27 SK Upgrade setara dengan F-18 yang biaya operasinya dinilai terlalu mahal. Pesawat tempur yang mampu menandingi kecanggihan Su-27 cuma tipe-tipe terbaru seperti F-22 Raptor. Sementara Su-30 lebih unggul dibanding Strike Eagle dan F-15 Eagle. "Dalam segala aspek, Su-30 jauh lebih unggul sehingga bisa menjawab tantangan perang di masa depan," ucap Agung



Pesawat Stealth Bird of Pray

Namanya juga negara adidaya, tak hanya urusan politik saja yang dibayangi oleh kerahasiaan, soal teknologi, utamanya yang berkaitan dengan militer juga setali tiga uang. Tak percaya? Lihat saja apa yang dilakukan AS di pelataran pabrikan pesawat kondang Boeing, St. Louis pada 18 Oktober lalu. Bukannya roll out sebuah pesawat jenis terbaru melainkan peluncuran pertama di depan publik sebuah pesawat demonstrator rahasianya.


Kalau dicermati kata-kata "peluncuran pertama di depan publik" plus "rahasia", berarti burung besi ini sebenarnya telah lama ada namun diharamkan untuk diketahui khalayak ramai. Dan memang benar, seperti yang disebutkan dalam siaran pers Boeing (18/10), ternyata hasil karya Boeing Phantom Works bernama Bird of Prey ini telah berwujud sejak 1996. Bila menengok lebih ke belakang lagi diceritakan bahwa Pemerintah AS mesti mengucurkan dana sebesar 67 juta dollar AS agar program tersebut bisa dijalankan Boeing mulai 1992 hingga 1999. Sejak awalnya berwujud, Bird of Prey telah melakukan 38 kali uji terbang. Dari penerbangan itu tak diceritakan kendala atau adanya musibah dalam pengujian.

Lantas sekarang apa tujuannya? Kembali merujuk pada keterangan Boeing, Bird of Prey sebenarnya adalah pionir bagi pesawat-pesawat berteknologi siluman (stealth) dan berancang-bangun revolusioner namun layak operasional. Dengan basis platform ini pulalah maka AU AS sekarang mampu mewujudkan kekuatan pesawat tempur siluman.

Secara teknis Bird of Prey mengadopsi konfigurasi kursi tunggal, struktur komposit monokok, peralatan pendukung lapangan yang ekonomis, dan berdimensi mirip pesawat asli. Untuk menghela pesawat sepanjang 47 kaki, rentang sayap 23 kaki, dan berat 7.400 pon, Boeing mengandalkan sebuah mesin turbofan JT15D-5C. Hasilnya, Bird of Prey sanggup melesat hingga kecepatan 260 knots dengan ketinggian maksimal 20.000 kaki.

Tak hanya berhenti begitu saja, saat ini Boeing mengakui menggunakan cetak biru Bird of Prey untuk program selanjutnya. Program dimaksud adalah pengembangan pesawat nir awak berkemampuan tempur (UCAV), X-45A. (avi)

Karakteristik Kapal Kelas Zumwalt dan Kelas Arleigh Burke

Washington AL AS membenarkan, Kamis, pihaknya akan mengakhiri program destroyer generasi mendatang kelas Zumwalt yang mahal dan lebih memilih kapal perang generasi kini yang lebih murah demi mencapai tujuan meningkatkan dengan segera jumlah armada kapal perusaknya menjadi 313 unit.

Menteri AL, Donald Winter, dan pimpinan penting AL lainnya akan berada di Capitol Hill pekan ini untuk menjelaskan pembatalan program Zumwlat yang mahal tersebut, setelah dua destroyer awal dari kelas itu selesai dibuat.



karakteristik Kapal :
Sebagai gantinya, AL AS berharap akan membuat sembilan lagi kapal perusak kelas Arleigh Burke, yang harganya separuh dari Zumwalt.

Menurut AL AS, kemajuan yang dibuat pada Zumwalt tak akan sia-sia, karena teknologi itu akan dimanfaatkan pada kapal-kapal mendatang.

Biaya pembuatan Zumwalt diperkirakan dua kali dari ongkos produksi destroyer saat ini yang mencapai 1,2 miliar dolar. Para pengecam proyek itu menyatakan biaya pembuatan Zumwalt akan menggelembung lebih besar lagi, sehingga akan mempersulit AL AS untuk memproduksi kapal itu dalam jumlah banyak.

Dua Zumwalt telah selesai dibuat, sebuah oleh Bath Iron Works, anak perusahaan General Dynamics Corp, dan yang satunya lagi oleh Northrop Grumman Corp.

Destroyer kelas Zumwalt merupakan kapal perang siluman dengan daya rusak yang besar untuk memperlicin jalan bagi pasukan marinir mendarat di pantai lawan.

Kapal ini menggunakan teknologi yang canggih, material komposit, lambung pemecah ombak dan awak kapal yang tak banyak.

Namun demikian, bobot kapal itu mencapai 14.500 ton, sehingga membuat destroyer ini dua kali lebih besar ketimbang destroyer kelas Arleigh Burke.

Karakteristik Kapal Kelas Arleigh Burke :






Class: 1 building; 28 to be ordered
Displacement: 8,400 tons full load
DImensions: Length 466ft (142.1m) oa; beam 60ft (18.3m);
draught 30ft (9.1m) over sonar dome
Propulsion: 2-shaft gas turbine ( 4 General Electric LM2500), 80,000shp
Performance: Speed 30+ knots;
range 5.000nm at 20 knots
Weapons: SSM: 2 x 4 Harpoon launchers; 56 Tomahawk SAM: Vertically-launched Standard SM-2 (MR)
Guns: 15in/54 Mk 45; 2 20mm Phalanx Mk 15 CIWS ASW weapons: Asroc; 2 x 3 Mk 32 torpedo tubes Vertical Launch System: 2 Mk 41
Sensors: Radar: SPY-1D (Aegis) multi-purpose phased array;
SPS-67(V) surface search; Mk 99 (3 SPG-62 radar) missile fire control system Sonar: SQ5-53C; SQR-19 (TACTAS) towed array

Weapon
A. 5in/45 Mk 45 Mod 1 dual-purpose gun (1x1 )
B. Mk 41 Mod 0 32-cell Vertical Launch System (VLS) for Standard SM-2 (MA) SAM, Tomahawk SSM and Asroc ASW missiles
C. Mk 15 20mm Vulcan-Phalanx CIWS (1x1)
D. Harpoon SSM (2x4)
E. Mk3212.75in ASW torpedo tubes (2x3)
F. Mk 41 Mod a 64-cell Vertical Launch System
G. Landing decks for LAMPSASW helicopters

Electronics
1. SQS-53C hull-mounted LF sonar
2. SPY-1 D phased array radar
3. SL0-32(V)2 EW system (2x2)
4. SPG-62 illuminator (slaved to Aegis system) for Mk 99 Fire Control System
5. SPS-67 surface search radar
6. SAN-25 Tacan antenna
7. SPG-62 illuminator
8. SPG-62 illuminator
9. SQR-19 towed array sonar

Jenis Kendaraan Tempur Taktis di Medan Perang

Biasanya seorang komandan pasukan akan menerima advis untuk mengetahui kemampuan dan keterbatasan sistem senjata yang dimiliki sehingga Ia dapat menentukan langkah yang terbaik dalam pengerahannya. Penggunaan dan pengerahan kendaraan militer juga memerlukan advis seperti itu. Di Iraq pada tahun lalu dapat dilihat penggunaan kendaraan militer secara luas untuk mendukung berbagai operasi militer.

Pasukan mengoperasikan kendaraan militer jenis HMMWV dan trukck yang tidak memiliki tingkat perlindungan tinggi terhadap bahaya tembakan senapan maupun ranjau, sementara banyak kendaraan lapis baja yang hanya nongkrong di basis-basis pangkalan. Dari berbagai study yang dilakukan memperkirakan bahwa lebih dari separuh korban luka maupun gugur dikarenakan mereka tidak menggunakan kendaraan militer yang memiliki tingkat perlindungan yang tinggi seperti misalnya APC M113. Sekitar 300 sampai 400 personil mungkin masih dapat diselamatkan bila mereka diberikan sarana yang benar.



Yang terpenting dari karakteristik kendaraan militer adalah bukan dari beratnya, atau pemilihan antara beroda ban atau beroda rantai, tetapi pada kemampuannya. Kemampuan untuk beroperasi dikawasan dimana operasi akan dilaksanakan, dan kemampuan untuk melaksanakan misi yang dibebankan.

Komandan pasukan perlu mengetahui kondisi wilayah operasinya dengan mengidentifikasi secara benar, dan jenis misi yang akan dilaksanakan. Ia harus membuat rancangan pemilihan kendaraan yang akan digunakan serta cadangannya dan jangan hanya memperkira-kira saja. Pemilihan jenis kendaraan yang salah hanya akan menimbulkan kegagalan misi operasi dan menurunkan moral prajurit yang dipimpinnya.

Salah satu sistem senjata yang populer digunakan dalam peperangan di kawasan teluk adalah senjata bahu RPG-7 dan sejenisnya. Rata-rata setiap grup infanteri menggunakan 50-80 senjata jenis ini. Ancaman senjata RPG-7 dan sejenisnya menimbulkan implikasi yang significant bagi berbagai jenis kendaraan militer dan hal ini perlu untuk diperhitungkan dalam rencana pengadaan kendaraan militer kedepan.
Kendaraan militer jenis Soft-Skin.
Kendaraan militer jenis soft-skin, atau non lapis baja. Kendaraan jenis ini tidak memiliki sistem proteksi balistik, atau memiliki sistem perlindungan hanya terhadap efek ledakan (fragment) saja, bukan terhadap senjata ringan. Banyak juga yang disebut sebagai HMMWV lapis baja dari pra-M1114 atau kategori lanjutannya, namun efektivitasnya juga tidak sebaik Ranlapba.

Ran soft-skin digunakan untuk operasi pada masa damai atau untuk operasi di garis belakang dimana kemungkinan untuk diserang oleh gerilyawan musuh sangat kecil. Dalam konflik moderen atau masa datang seperti situasi yang tidak menentu, tetap saja digunakan kendaraan jenis soft-skin, termasuk oleh unit digaris depan. Kendaraan seperti HMMWV seharusnya tidak digunakan dalam operasi garis depan dimana masih banyak jenis kendaraan yang dapat dijadikan pilihan.

TNI pada masa gelar operasi di Aceh mengerahkan sebagian besar kendaraan berupa jenis soft-skin, sehingga untuk mengantisipasi serangan proyektil munisi caliber kecil dan efek ledakan GLM diupayakan oleh pasukan didaerah operasi dengan memodifikasi pemberian lapisan dari mulai pelat logam sampai pada batang-batang pohon kelapa yang disusun pada dinding bak truk militer.

Banyak juga Ran kategori soft seperti sepeda motor yang sangat bermanfaat dalam pertempuran moderen, tetapi tetap memerlukan perhitungan yang tinggi dalam pengoperasiannya. Hal ini mungkin tidak efisien dalam medan tempur non-linear, atau memerlukan tabir dari sistem yang lebih tinggi untuk memasuki areal yang dituju. Pengoperasian kendaraan jenis soft skin sangat rentan terhadap efek ledakan senjata artileri dan mortir.

Pasukan didaerah operasi harus waspada dengan terminologi "Light" (ringan) dalam istilah "Light Patrol Vehicle", kata light dihubungkan dengan tingkat ancaman saat patroli, bukan pada bobot kendaraan. Terminologi yang lebih tepat seharusnya "Low-threat Patrol Vehicle" (kendaraan patroli dengan tingkat ancaman rendah.

Ide yang popular bagi beberapa pasukan darat adalah jeep, HMMWV atau kendaraan ringan beroda lainnya, dilengkapi dengan sista ATGM seperti TOW. Penjelasannya biasanya bahwa sistemnya lebih baik dari tank dan sistanya mampu menghadapi tank. ATGM moderen memerlukan kendaraan yang membawa peluncurnya untuk tetap siaga bagi peluncur dan pengendaliannya, sehingga tank tidak memiliki kesempatan menembakan meriamnya.

Battlefield Combat Vehicles.
Kategori kedua adalah kendaraan tempur yang sesungguhnya. Kategori ini memiliki berbagai sub-divisi.

Pertama, berupa "Frontal Battle Vehicles" atau Assault vehicles. Kendaraan ini diciptakan untuk menghadapi penembakan langsung dari pihak lawan. Assault vehicle harus mampu melakukan maneuver lintas medan (off-road) dan memiliki lapisan baja yang memadai dan kebal terhadap tembakan RPG. Frontal Battle vehicles termasuk Tanks dan APC seperti Bradley dan M113. Namun hingga saat ini belum ada kendaraan tempur yang sungguh-sungguh kebal terhadap tembakan RPG, masih belum didapat hasil pengembangan lapisan baja yang kebal terhadap tembakan RPG. Dalam perang Vietnam, penetrasi RPG terhadap M113 diperkirakan memiliki kans 0.8 untuk menyebabkan korban tunggal. Hanya satu dari tujuh tembakan yang dapat melakukan penetrasi, maka kans dari setiap perkenaan menyebabkan satu korban lebih rendah dari 12%. M113 moderen dengan applique armour memiliki daya proteksi yang lebih tinggi. Beberapa kendaraan beroda ban dapat dijadikan kendaraan tempur apabila memiliki kemampuan lintas medan dan menjaga jarak dari jangkauan tembakan RPG.

Kendaraan tempur memiliki berbagai peran dalam pertempuran skala besar atau Major Theatre Warfare (MTW). Perannya dalam konflik kecil seperti operasi kontra gerilya juga sangat penting. Unit kecil kekuatan penembakan dan pencegat dalam karakteristik pertempuran ini artinya pasukan akan diuntungkan dengan daya tembak dan perlindungan yang diberikan oleh kendaraan tempur. Timbulnya korban yang tidak bersalah sering membatasi dukungan tembakan artileri dan serangan dari udara, menjadikan pilihan jatuh pada sistem tembakan langsung.

Seperti yang terlihat di Grozny dan Mogadishu, senjata RPG pihak lawan dalam daerah urban akan menyerang kendaraan tempur secara simultan dari berbagai arah. Hanya kendaraan tempur roda rantai yang memiliki kekebalan atas ancaman ini. Walaupun tidak semuanya mampu terus bertahan untuk membantu memberi dukungan bagi pasukan infanteri. Tank akan membantu pasukan infanteri dengan menghancurkan penghalang dengan tembakan jarak jauh dan memberikan tabir asap, iluminasi, tembakan senapan mesin dan dukungan sensor. APC dand IFV juga dapat membawa bekal amunisi dan peralatan khusus seperti barikade portable dan tangga untuk pasukan infanteri. Penggunaan ranpur roda rantai juga bermanfaat untuk melalui barikade dan halang rintang yang dipasang pihak lawan.

Tidak semua Ranpur memiliki perlindungan yang baik. Platform seperti meriam gerak sendiri sering hanya memiliki lapisan baja yang tipis. Ran seeprti yang dikelompokkan dalam kategori Ranpur "Secondary" atau "Lini Kedua" dimana kendaraan dioperasikan pada daerah yang tidak terjangkau tembakan senjata RPG.

Sebarapa mudah kita dapat menciptakan daerah aman dalam pertempuran non-linear dimasa datang?, hal ini masih harus diperdebatkan. Juga dalam sub-kategori ini termasuk Ran yang dapat digunakan dibelakang garis pertahanan depan pihak lawan untuk pertahanan. Ini termasuk Ran ringan atau Ran intai yang tidak berlapis baja serta Ranpur Infanteri Linud (AIFV - Airborne Infantry Fighting Vehicles) seperti seri BMD Rusia.

Seberapa bergunanya hal ini akan dapat dibuktikan, gerilyawan di pedesaan saat ini sudah memiliki persenjataan seperti GLM (pelontar gradand), RPG maupun LAW (Senjata ringan, anti-tank). Komandan unit yang dilengkapi dengan kendaraan mungkin akan menghidari berbagai jenis rintangan dimana pasukan infanteri atau kekuatan gerilyawan akan menghadang dalam jarak 300 meter. Untuk unit pengintai hal ini akan memberikan keterbatasan bagi misi yang dijalankannya.

Black-top Combat Vehicles.
Ran pengaman jalan merupakan sub-kelas dari Ranpur term I "Black-top". Black-top merupakan Ranlapba yang tugas utamanya untuk beroperasi di jalan raya. Kemungkinan juga memiliki kemampuan lintas medan, dimana diperhitungkan diberbagai Negara masih banyak jalan raya yang kotor dan berlumpur.

Dalam berbagai situasi medan tempur non-linear target utama dari operasi gerilya/ insurgent biasanya untuk memotong jalur komunikasi/jalur logistik. Dalam situasi ini, jalan raya akan berubah menjadi medan tempur.

Tingkat lapis baja pelindung kendaraan setidaknya dipertimbangkan untuk melindungi diri dari serangan senjata ringan dan ranjau (bukan saja ranjau anti-personil). Penampilan yang penting dari kendaraan black-top adalah memiliki kemampuan akselerasi yang tinggi dan kecepatan melaju di jalan yang baik, terutama dalam tugas konvoi pasokan logistic. Pada masa perang Vietnam, konvoi logistik biasanya dikawal denngan tank atau M113. Pada kondisi jalan raya yang baik, sebuah truk dapat melaju dengan kecepatan diatas 70 km/jam dan kecepatan akan dikurangi didaerah yang dianggap tidak aman. Kendaraan kawal konvoi kemungkinan memiliki tingkat kecepatan yang lebih lambat dari truk yang dikawalnya.

Idealnya kendaraan tempur kategori Black-top memiliki kekebalan terhadap serangan senjata RPG maupun senjata ringan lainnya. Untuk tujuan ini diperlukan perhitungan pada penampilan serta ukurannya. FV1611 Humber Pig digunakan oleh AD Inggris di Irlandia Utara memiliki tingkat proteksi terhadap RPG dan ranjau antara lain dengan memasang grip logam pada seluruh sisi kendaraan, program ini dikenal dengan sebutan Operation Bracelet. Pada kendaraan Humber juga memiliki ruang untuk pemasangan double skin dari bahan pelat baja, namun bobot kendaraan yang meningkat akan mengurangi daya tampung perlengkapan operasi, dan akan mengganggu kemampuan manuvernya.

Rangkaian gril logam yang dipasang disekitar sisi kendaraan dekenal juga dengan istilah RPG cages, juga digunakan pada beberapa kendaraan yang dioperasikan di Grozny. LAV-III Stryker yang beroperasi di Iraq juga banyak yang dipasangi perangkat kandang (cage) ini, kalangan AD AS di Iraq menyebutnya sebagai ”Slat armor”, awak kendaraan memanfaatkan ruang diantara body kendaraan dengan slat armor ini untuk meletakan bagasi. Dalam serangan RPG di Mosul pada 28 Maret 2004, bagasi yang terdapat diantara body dan slat armor justru menimbulkan kebaran pada kendaraan.

Generator yang menghasilkan medan listrik dapat membuat premature ledakan RPG. Hal ini juga perlu diperhatikan dalam operasional kendaraan tempur maupun kendaraan kategori Black-top.

Perhatian lain yang perlu diberikan pada kendaraan pengangkut pasukan infanteri, jenis kendaraan kategori Black-top juga diperlukan. Terutama untuk pengaangkut kargo, yang biasanya terdiri dari berbagai jenis. Perlu adanya sisipan kendaraan bersenjata untuk tembakan langsung untuk menghancurkan barikade dijalan. Misalnya dengan kelengkapan senjata caliber 76mm atau mortar caliber 60mm. Kendaraan dengan kanon caliber 20-25mm juga akan sangat bermanfaat dalam menghadapi pencegatan.

Blue-Top Vehicles.

Sejauh ini kita memperhatikan kendaraan untuk peperangan berskala besar dan counter-insurgency. Masih ada wilayah lain yang menuntut tanggung jawab militer yang dikelompokkan dalam Operasi Militer Selain Perang – atau "Military Operations Other Than War"/MOOTW atau Other Operation Than War/OOTW. Hal ini tidak berhubungan dengan COIN/Counter-guerilla/Local-Intensified Conflict atau LIC sebagai OOTW. MOOTW termasuk misi seperti:
• Penjaga perdamaian.
• Tugas dimasa damai/Peace Enforcement.
• Kamdagri/asistensi tugas kepolisian/gangguan keamanan.
• Operasi Evakuasi Non-Tempur.
• Bantuan Kemanusiaan.
• Bantuan Pemeliharaan Lingkungan.
• Gempa Bumi dan Bencana Alam.
• Pertolongan paska Konflik.
• Operasi Keamanan Perbatasan, dll.
Dalam operasi seperti tersebut diatas akan memerlukan kekuatan pasukan dengan kemampuan tempur. Penjaga Perdamaian dianjurkan melibatkan kegiatan pemeliharaan perlucutan senjata dimana satu atau lebih dari pihak yang bertikai tidak menyetujui adanya intervensi. Oleh karenanya Penjaga Perdamaian terkadang menggunakan angkatan bersenjata untuk menciptakan gencatan senjata yang belum tercapai. Dengan situasi demikian maka pasukan Penjaga Perdamaian harus memiliki kemampuan tempur dan diperlengkapi sebagaimana halnya angkatan bersenjata.

Tugas Bantuan Kemanusiaan dan Tugas Bantuan paska Konflik kemungkinan masih akan menghadapi aktifitas gerilyawan, terutama yang sering mengganggu konvoi. Motivasinya biasanya krimninal, berbeda dengan operasi gerilya sesungguhnya atau kegiatan teroris, dengan demikian diperlukan sarana pertahanan untuk melindungi konvoi.

Misi MOOTW akan memerlukan kendaraan tempur yang dapat dikelompokan dengan terminologi LAMO (Low Aggression Military Operations). Kendaraan yang dimaksud dapat nyaman untuk mendukung operasi, dan disebut sebagai Blue-top atau LAMOV. Kendaraan ini bukanlah kendaraan tempur, tetapi lebih condong kepada APC.

Kebutuhan minimum kendaraan LAMO, batas minimum kendaraan LAMO sebatas asumsi memiliki proteksi yang baik terhadap ancaman senjata sejenis RPG, proyektil senapan serbu maupun ranjau darat. Memiliki payload yang memadai, dilengkapi sarana komunikasi yang handal dan daya maneuver yang lincah. Kendaraan harus diperhitungkan untuk menghadapi situasi yang seketika berubah menjadi agresif. Untuk itu disarankan untuk memilih jenis kendaraan tempur.

Kendaraan tempur yang dipilih tidak teralu besar ukuranya sehingga dapat dioperasikan juga dikepadatan lalu-lintas umum. Maka pilihan untuk hal ini sebaiknya berupa kendaraan tempur beroda ban seperti LAV atau sejenisnya. Kondisi jalan raya atau jalur kedearah bencana kemungkinan berupa medan lintas alam, maka kendaraan dituntut untuk mampu melakukan gerak lintas medan berat ataupun melakukan gerak amphibi atau melintas di genangan air dalam (deep fording).

Kendaraan LAMO dilengkapi dengan persenjataan untuk pertahanan diri terhadap serangan bersenjata. Persenjataan dapat berupa senapan mesin ringan, kanon ringan atau pelontar granad sekelas Mk-19. Untuk menghadapi serangan diperbukitan, kemungkinan dilengkapi dengan persenjataan seperti Carl Gustav 84mm atau sejenis, meriam M67 kaliber 90mm atau M40 kaliber 106mm, terutama bagi kendaraan untuk wilayah check-point atau wilayah yang banyak terdapat penembak runduk.

Jenis kendaraan lain yang mungkin dioperasikan dalam kriteria LAMO adalah kendaraan penghubung dengan kapasitas angkut 4-5 personil dan kendaraan untuk sat regu. Biasanya digunaikan kendaraan sejenis Land-Rover. Kendaraan ini juga dapat digunakan sebagai pengangkut robot penjinak bahan peledak. Untuk pengangkut pasukan sebaiknya dilengkapi dengan dinding pelindung dengan lubang penembakan khusus dengan pengaturan tempat duduk belakang sistem center-line, hal ini untuk memperkecil risiko perlukaan pada personil didalam kendaraan akibat ledakan ranjau.

Kendaraan yang memiliki kriteria seperti diatas antara lain Tactica dari inggris, Mamba atau RG-31 Nyala dari Afrika Selatan, Dingo dari Jerman, ACMAT TPK 4.20 dari Perancis, atau Wolf dan M463 Rhino dari israel.


Untuk tugas yang lebih ringan, sejumlah kendaraan patroli yang dibuat dengan dasar kendaraan Land-Rover akan lebih bermanfaat dibandingkan yang sejenis HMMWV. Dibeberapa lokasi, digunakan juga Ran roda rantai BV-206. Konfigurasi HMMWV yg ada untuk memenuhi kriteria diatas sangatlah kurang efisien. Proteksi terhadap balistik dan ranjau sangat rendah dan terlalu ringan, serta ukurannya terlalu lebar untuk manuver, dan bila ditambahkan sistem proteksi semacam add-on armor, maka daya manuvernya akan menurun.

Berapa banyak kendaraan yang sesungguhnya diperlukan untuk misi LAMO dan perlu untuk dipertimbangkan. AD Jerman saat ini hanya merencanakan untuk membeli 56 unit Dingo. Ran Infanteri dan Ran Lapba Ringan Stryker ditujukan untuk misi pemelihara perdamaian, apakah AD Amerika memerlukan 1,830 unit dalam enam Brigade dari Korps AD ke-310.


________________________________________
Perbandingan dua Ranpur AD AS dari konteks diatas.
Pertama, HMMWV, Ran ini merupakan konfigurasi “Armament carriers”. Jelas, HMMWV bukanlah kendaraan tempur, dan sulit untuk menyelamatkan diri apabila menghadapi ancaman tembakan senjata RPG ataupun ledakan ranjau darat. Hal ini dapat dilihat di Iraq. Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa separuh dari pengalaman yang fatal selama tahun 2005 personil dapat selamat apabila terjadi serangan keluar dari kendaraan. Tidak seperti pada Ranpur Bradley atau APC M113.

Seperti Kendaraan LAMO, HMMWV tidak memiliki tingkat keselamatan bagi personil dibandingkan dengan Tactica, Mamba dan Dingo yang lebih baik tingkat perlindungannya.

Kendaraan lain yang diteliti adalah LAV Stryker. Apakah Stryker merupakan Ranpur? Tingkat perlindungan Stryker terhadap serangan ranjau dan RPG masih diragukan. Hal ini terjadi berkenaan dengan pengalaman di Mosul dimana Stryker dilumpuhkan oleh dua tembakan RPG.

Membandingkan Stryker dengan M113 yang sudah terbukti di medan tempur sangatlah menarik. Stryker dapat membawa 2+9 personil dengan bobot 19 ton. M113 memiliki bobot tempur 11 tons dan dapat membawa 2+11 personil. M113 lebih kecil, sistem proteksinya lebih baik, memiliki daya tekan kebumi yang kecil dan dapat melakukan gerakan berputar seketika. Mobilitas lintas medan lebih baik dari Stryker dan tidak seperti Stryker, M1113 mampu melakukan operasi ampibi dengan modifikasi Amphigavin.

Stryker kurang efektif ditransportasikan dengan pesawat angkut C-130 kecuali muatan bahan bakar pesawat dikurangi, dengan risiko jarak tempuh pesawat akan berkurang. Selain menggunakan Tank-Transporter, Stryker sangat bergantung kepada kemampuan daya jelajahnya sendiri dengan mengandalkan kapasitas bahan bakar penuh dapat menempuh jarak 300 mil. Dan karena ukurannya, didalam perut C-130 tidak terdapat spasi yang cukup untuk lalu lintas personil, maka pengakutannya harus memiliki peraturan keamanan yang ketat. Saat membawa Stryker, C-130 tidak boleh didaratkan pada semi-prepared forward airfields.

M113 mudah diangkut dengan C-130 dan dapat di turunkan dengan sistem airdropped atau diangkut dengan helicopter. Pesawat angkut jenis C-17 dan C-5 dapat membawa sejumlah besar M113 dibandingkan Strykers, memungkinkan untuk membentuk kekuatan didarat secara cepat.

Harga sebuah Stryker $3 juta, sementara satu unit M113 (brand new) hanya sekitar $550,000. Saat ini AD memiliki stock 13,000 unit M113, dan tambahan 700 unit (1st May 2004) ditempatkan di Kuwait.

Di Iraq, Strykers digunakan untuk mengawal convoy, terutama dikawasan utara dimana kegiatan convoy jarang mendapat serangan. Secara teori Stryker memiliki kecepatan maksimum 62 mil/jam, namun kecepatan maksimum ini ternyata kurang aman, maka saat ini kecepatan dibatasi hanya sampai 45mil/jam, hanya beberapa mil/jam lebih cepat dari M113A3. Posisi pengemudi dari Stryker hanya memungkinkan pengemudi dalam mengoperasikan kendaraan dengan posisi kepala diluar lubang atap kendaraan atau menggunakan periscopes. Pada kecepatan tinggi posisi ini akan sangat tidak nyaman dan tidak aman.

Dalam term “Peacekeeping” yang sering duhubungkan dengan Stryker. Secara umum pasukan penjaga perdamaian harus berpenampilan tidak mengancam. Dan lebih efektif dengan menggunakan persenjataan ringan, orientasi bertahan sebagai kekuatan pengamat. Dibandingkan dengan penampilah Tank Tempur Utama M1 Abrams, Stryker akan tampak lebih agresif dan terlihat menyeramkan.

Selain dari anggapan sebagai Ranpur ideal untuk operasi militer diabad ke-21, penampilan Stryker termasuk pilihan buruk untuk mendukung misi AD.

Sejarah Panjang Kapal Selam


Masih berkutat pada Majalah Angkasa Edisi ke 5 Kapal Selam The Silent Warrior . kali ini gue mencoba ngetik ulang "Sejarah Panjang Kapal Selam".

Meskipun di zaman sekarang sama-sama merupakan alat persenjataan yang menggetarkan, namun dibandingkan pesawat terbang atau tank misalnya, maka sejarah kapal selam ternyata sudah jauh lebih tua. Sejak abad pertengahan, para penemu atau investor di Eropa sudah mulai memikirkan bagaimana membuat kapal yang dapat menyelam dan timbul lagi dengan dayanya sendiri, baik untuk kepentingan peperangan maupun sekedar mengamati kehidupan di dalam laut.




Seorang penemu dari Nuremberg di Jerman bernama Keyser tahun 1465 dilaporkan sudah merancang sebuah perahu yang dapat menyelam dalam air. Namun yang secara sadar merancang sebuah kapal yang menyelam untuk menghindari musuh adalah seorang inggris yang kreatif, William Bourne. Pada tahun 1578 dia membuat rencana kapal selam dengan cukup rinci. Dilengkapi dengan tangki-tangki (ballast) yang dapat di isi air dan di kosongkan lagi untuk mengapung. Namun rancangan ini tidak mewujudkan secara nyata, melainkan hanya di tuangkan dalam buku Inventions of Devices. Padahal sistem tanki balas tersebulah yang di kemudian hari menjadi suatu kunci terpenting pada kapal selam.



Seorang investor Belanda bernama Cornelius Drebbel, 50 tahun kemudian memberanikan diri mewujudkan sebuah kapal selam yang berbentuk seperti dua perahu yang di susun yang di tutup dengan kulit agar kedap air. Lubang-lubang dayungannya juga dibuat sedemikian rupa sehingga tidak kemasukan air . Drebbel tidak menggunakan sistem balas, melainkan dengan pemberat biasa seperti besi agar perahunya menyelam.

Pada 1620 ia mendemokan kapal selam di sungai Themes di London, dan konon di situ ia dikabarkan telah memakai pipa dan katup untuk memasukkan udara bersih ke kabin dan mengeluarkan udara kotor.

Sehingga ia merupakan perintis pemakaian schnorkel, alat kapal selam modern yang di temukan juga oleh orang Belanda tiga abad kemudian, Adapula orang Prancis, de Son yang membantu membuat kapal selam untuk membantu Belanda dalam perang dengan inggris tahun 1652-54. Kapalnya di buat di Rotterdam, diperkuat dengan tombak-tombak besi di tabrakkan ke kapal musuh. De Son mengkalim kapalnya mampu mengaramkan 100 kapal musuh setiap harinya dan dapat mencapai kepulawan jajahan belanda di Indonesia hanya dalam enam pekan saja, Namun kenyataannya, kapal tersebut tidak mampu bergerak dan hanya menjadi tontonan saja.

Selang 30 tahun kemudian, seseorang pastor Italia Giovanni Alfonso Borelli pada 1680 juga merancang kapal selam yang di gerakkan dengan dayung dan memakai kantung-kantung pengapung dari kulit kambing . Pastor itu merancang kapal karena sebagai ilmuan ia ingin mengamati kehidupan dalam laut dengan kapalnya. Namun rancangan itu tetap tinggal di atas kertas, dan baru mewujud ketika orang inggris, Nethaniel Symons mengkopinya tahun 1747 dan menguji perahunya di S. Themes. Laporan pada masa itu menyebutkan kapal ini mampu bertahan di dalam air selama 45 menit.

Seorang pembuat kapal Inggris lainnya bernama kapalnya Day pada 1773 berhasil menyelamkan kapalnya sedalam 30 kaki. Ia memakai pemberat batu yang dapat di lepas dari dalam kapal. Setahun kemudian ia mencoba lagi di perairan yang lebih dalam, Day bersama awaknya menyelamkan kapal mereka pada kedalaman 132 kaki tanpa memperhitungkan bahaya tekanan air yang makin dalam. Kapal beserta awaknya tidak muncul kepermukaan, dan usaha untuk menolong mereka gagal karena cuaca lalu memburuk. Di duga kapal selam Day tergencet tekanan air, dan ini merupakan kecelakaan fatal pertama kapal selam dalam sejarahnya.

Tenggelamkan kapal musuh
Dalam perjalanan sejarahnya yang sudah cukup panjang tadi, penggunaan kapal selam dengan tujuan militer untuk menenggelamkan kapal musuh, pertama kali di uji coba pada 1776 oleh seorang pejuang kemerdekaan Amerika, David Bushnel. Lawannya adalah AL Kerjaan Inggris yang paling kuat di dunia. Tatkala Revolusi Amerika dimulai pada tahun itu, Inggris pun dengan kekuatan lautnya memblokade Amerika. Untuk menebus dan melawan blokade itulah Bushnell membuat kapal selam yang dinamainya Turtle.

Kapal selam kecil ini direncanakan untuk menyerang musuh dengan mendekatinya dari dalam air, lalu melekatkan peledak pada tubuh kapal lawan. Dengan memicu pemicu ledak setelah 30 menit bom itu dilekatkan, diharapkan kapal selam kecil itu sudah menghindar cukup jauh apabila musuh mengejarnya.

Pada bulan Agustus 1776, kapal selam yang diawaki Sersan Ezra Lee tersebut di tugaskan untuk menyerang kapal perang Inggris HMS Eagle yang di lengkapi dengan 64 pucuk meriam, yang merupakan kapal bendera Laksamana Earl Howe. Kapal Perang ini bertugas memblokade New York.

Namun Ezra merupakan orang perama dalam sejarah yang menyerang musuh dengan kapal selam, tidak begitu beruntung. Karena orang inggris keburu mengetahui dan mengejarnya dengan sekoci. Ezra pun melepaskan peledaknya dan bom itu meletus di depan para pengejarnya sehingga Ezra berhasil Lolos.

Dua kali percobaan menyerang dengan kapal selam dilakukan lagi, tetapi gagal semua. Pada perang Inggris lawan Amerika tahun 1812-13, Bushnell mencoba menyerang lagi dengan dengan Turtle yang telah di tingkatkan. Sasaran kali ini frigat inggris HMS Ramillies yang berada di perairan Connecticut. Awak kapal selam ini berhasil merapat di bawah kapal inggris itu dan berusaha melubangi lunasnya untuk menempatkan peledak. Tetapi bornya patah sehingga gagal, dan karena musuh mulai c

Seni Perhitungan Ketepatan Menambak

MOA atau Minute of Arc atau arc minute merupakan standar perhitungan ketepatan menembak yang diterapkan dalam angkatan bersenjata, kepolisian maupun olahraga menembak di Amerika Serikat. MOA ini juga digunakan oleh para petembak runduk dalam menghitung prakiraan ketepatan dalam pembidikan target.

Standar satuan penghitungan menggunakan standar terminology ilmu pasti yaitu derajat, menit (′), dan detik (″). MOA merupakan satuan dari ukuran angular/sudut pada busur lingkaran (angular measurement), setara dengan seperenampuluh (1/60) dari satu derajat. Satu derajat didefinisikan sebagai satu per tigaratus enampuluh (1/360) dari sebuah lingkaran, 1 MOA sama dengan 1/21600 dari jumlah busur dalam lingkaran, atau (π/10800) radian.


Digunakan pada medan dimana diperlukan satuan hitungan untuk mengekspresikan hitungan yang sangat kecil dari busur, seperti pada astronomi. Simbol SI untuk menandai menit arc atau arcminute adalah prime atau satu tanda koma diatas (′) (U+2032, & prime), atau dalam ASCII code digunakan satu tanda baca koma diatas (') (U+0027). Satu arcminute ditulis sebagai 1′. Juga pengertian arcmin atau amin atau, setidaknya, dengan circumflex /tanda koma diatas ( ).

Sub-divisi dari MOA adalah arcsecond (detik). Satu arcminute (menit) sama dengan 60 arcsecond (detik). Penandaannya dengan dua koma diatas (″) (U+2033).

Kegunaan Pada Senjata
Unit ini umum didapati dalam industri persenjataan dan literatur, terutama yang berhubungan dengan ukuran keakuratan senapan. Populer karena 1 MOA digambarkan kira-kira 1 inci pada 100 yard, jarak tradisional pada penjarakan target. Penembak dengan mudah menyetel alat bidiknya dengan mengukur jarak dalam inci pada lubang peluru yang diakibatkan oleh perkenaan peluru (impact point), dan menyetel pembidik dimana banyak MOA pada arah berlawanan. Kebanyakan pembidik sasaran dirancang untuk jarak jauh di setel dalam seperempat (¼) atau seperdelapan (⅛) MOA "clicks". Seperdelapan MOA sama dengan sekitar seperdelapan inci pada jarak 100 yard atau satu inci pada 800 yard.


Kalkulasi fisik sama dengan jarak yang setara dengan satu menit busur dapat dilakukan dengan persamaan: jarak persamaan = 2*tan(MOA ∙ π/21600)*jarak. Dalam contoh yang diberikan dan pengganti 3600 inci untuk 100 yards, 2*tan(1 MOA∙ π∕21600 )∙ 3600 inci = 1.04719756 inci.


Terkadang, akurasi senjata diukur dalam MOA. Hal ini memudahkan kondisi ideal, senjata mampu memproduksi secara berulang sekelompok penembakan dalam satu lingkaran, diameter dihitung dengan jumlah busur. (misalnya: "1 MOA rifle" akan mampu, dalam kondisi ideal dan terkunci dalam arah sasaran (vise) penembakan 1-inci grup pada jarak 100 yard, "2 MOA rifle", 2-inci grup pada jarak 100 yards, dst.) Namun demikian, penampilan ideal pada laboratorium balistik sering berbeda dengan hasil didunia nyata.

Pabrik senapan dan majalah senjata sering menyesatkan dalam menarik minat pembaca mengenai MOA senjatanya, term yang umum saat ini adalah "Sub-MOA", artinya penembakan dibawah 1 MOA. Ini sering berlebih pada grup tunggal dibandingkan rata-rata agar senjata mereka terdengar baik, dan sering melupakan faktor lain seperti recoil senapan (secara umum, hasil tembakan kurang akurat dengan senjata yang memiliki recoil tinggi disbanding senjata dengan recoil rendah).

Kartographi
Minutes of angle (dan sub-unit-nya, seconds of angle atau SOA - setara dengan seper-enampuluh dari MOA) juga digunakan dalam kartographi dan navigasi. Pada tingkat ketinggian air laut(sea level), sudut satu menit (sekitar lingkaran besar seperti katulistiwa atau meridian) setara dengan sekitar 1,15 mil atau 1.86 km, sekitar satu mil laut (kira-kira, karena permukaan bumi agak sedikit dempak pada ujungnya).

Posisi tradisional digunakan bilangan derajat, menit, dan detik dari sudut dalam dua ukuran: satu untuk latitude, sudut utara dan selatan dari garis katulistiwa, dan satu lagi untuk longitude, sudut untuk barat dan timur dari meridian utama. Menggunakan metoda ini, setiap posisi pada atau diatas permukaan bumi dapat dihitung secara tepat.

Namun, terkadang karena kekakuan natur dasar-60 dari MOA dan SOA, banyak orang saat ini lebih sering hanya menggunakan derajat dalam menentukan letak posisi, menggambarkan hitungan desimal dalam persamaan jumlah presisi. Derajat yang diberikan dalam tiga desimal digambarkan sebagai lebih presisi dibandingkan menggunakan derajat, menit dan detik.

Astronomi
Serupa dengan Kartographi, astronomi juga menggunakan arcminute. Derajat digunakan untuk mengukur deklinasi, atau jarak sudut utara atau selatan dari penginderaan garis katulistiwa. Arcsecond juga sering digunakan untuk menjabarkan parallax, karena sangat kecilnya sudut parallax.

Visi Manusia
Pada manusia, kemampuan untuk menanggulangi contoh spatial dipisahkan dengan sudut pandang dari satu menit dari busur dianggap sebagai visual acuity normal.

Kemampuan
Ketika dilakukan pengujian individual, kemampuan senapan runduk mungkin tidak terlihat keunikannya, atau ada kelebihan dibandingkan dengan senjata jenis lainnya. Tentu saja dari sudut pandang tersebut hanya terdapat sedikit perbedaan pada senapan khusus untuk penembak runduk dengan senapan untuk berburu.
Bila dilihat secara keseluruhan, terdapat keunggulan yang cukup besar pada senapan runduk dimana penembak runduk lebih dapat mendominasi sasarannya. Namun karena penembak runduk memiliki peran khusus harus dicatat bahwa keberhasilan penembak runduk akan bergantung pada keahlian dan kebiasaan berlatih dibanding pengguna senapan lainnya.


Akurasi
Berlawanan dengan kepercayaan yang populer, senapan runduk tidak perlu di karakteristikkan dengan pengecualian keakuratan – terutama bila dibandingkan dengan senapan olahraga sipil, dimana senapan olah raga sipil banyak yang mirip kemampuannya dengan senapan lain dikalangan kategori militer dan polisi.

Standar militer di Amerika ditentukan hanya 1 MOA, akurasi dari standar senapan runduk sering dikorbankan untuk menekan biaya dan kemampuannya menjadi kurang baik, termasuk perhitungan kemudahan operasional dan pemeliharaannya. Tingkat akurasi ini secara kasar diterjemahkan kedalam varian dari titik perkenaan peluru misalnya 8 inci pada jarak 800 yard, dimana diperhitungkan pada posisi tersebut efek mematikan pada manusia sudah memadai.
Tingkat akurasi untuk senapan polisi dicanagkan pada 1,5 MOA sampai yang tertinggi 0,5 MOA atau terkadang sampai 0,25 MOA (dengan biaya yang lebih tinggi).
Tingkat keakuratan 1 MOA untuk senapan polisi dirasa sudah sangat memadai karena dalam operasionalnya kontak senjata yang terjadi biasanya dalam jarak pendeki. Pada jarak 100 yard atau kurang, senapan dengan tingkat akurasi yang relatif rendah sekitar 1 MOA sudah cukup untuk menghantam target berukuran 1 inci secara berulang. Tingkat akurasi yang lebih tinggi diperlukan untuk moment-moment tertentu saja seperti untuk menghadapi target dalam jarak jauh.


Daftar jenis akurasi berikut dapat dijadikan sebagai perbandingan:
• Pistol biasa kemungkinan memiliki tingkat akurasi antara 15 MOA dan 30 MOA.
• Pistol high end memiliki kemampuan penembakan 4 MOA.
• Senapan serbu militer biasanya memiliki kemampuan antara 3 MOA dan 6 MOA.
• Senapan semi-otomatis sipil dan polisi keakuratan kurang dari 1 MOA sampai 4 MOA.
• Senapan berburu memiliki keakuratan 0.5 sampai 3 MOA.
• Senapan runduk standar militer 0,5 sampai 2 MOA
• Senapan runduk polisi 0,25 sampai 1,5 MOA
• Senapan tembak target (kompetisi) 0.1 MOA atau lebih tinggi lagi
• Senapan untuk pengujian amunisi memiliki tingkat keakuratan yang paling tinggi dan dilengkapi dengan peralatan komputer untuk mengukur keakuratan.

Jarak maksimum efektif

Senapan runduk dikarakteristikkan memiliki daya jangkauan penembakan yang jauh dibandingkan dengan senapan biasa. Penembak tepat yang terlatih akan memperhitungkan berbagai faktor alam terhadap pencapaian jarak tembak efektif seperti gerak arah angin, perhitungan jarak target dan sebagainya. Senapan runduk juga memiliki keterbatasan pada bidang pandang akhir (line of sight) sebagaimana halnya senjata jenis penembakan langsung (direct fire) lainnya. Maka sering terlihat operator penembak runduk didamping oleh seorang personil observasi yang bertugas untuk menentukan jarak sasaran dan pergerakan serta arah angin.

Tidak seperti senapan runduk polisi, untuk versi militer diperlukan kemampuan jarak tembak efektif maksimum yang lebih jauh. Demikian juga halnya dengan senapan militer lainnya seperti senapan mesin, senapan serbu, senapan kontra penembak runduk, dan senapan penembak tepat (marksman) dipersyaratkan memiliki daya jangkauan efektif yang cukup jauh.

Senapan runduk militer yang populer (banyak digunakan oleh kalangan militer) adalah kaliber .30 seperti 7,76x51mm NATO (.308 Winchester) dan 7,62x54 R. Keahlian penembak akan sangat menentukan hasil yang dicapai untuk jarak maksimum yang efektif.

Pada senapan runduk militer dewasa ini terdapat tendensi bahwa penembakan dengan amunisi kaliber besar akan memiliki jarak efektif yang lebih jauh, misalkan kaliber .338 Lapua dan .50 BMG. Hal ini memungkinkan penembak runduk untuk mengurangi bebera risiko, dan mengurangi waktu saat berhadapan dengan lawan yang tidak memiliki senapan sejenis dengan yang ia gunakan.

Perkiraan jarak maksimum efektif dari amunisi umum saat digunakan pada senapan runduk:

Amunisi Jarak efektif maksimum
5,56x45mm NATO 400-600 meter
.243 Winchester 600 meter
7,62x51mm NATO 800-1000 meter
7,62x54R 900-1100 meter
.300 Winchester Magnum 900-1100 meter
.338 Lapua 1300-1600 meter
.50 BMG 1500-2000 meter


JARAK vs AKURASI. Senapan runduk akan menjadi tidak efektif saat target berada pada jarak yang sangat jauh dimana tembakan dapat meleset dari sasaran. Hal ini justru akan membahayakan misi penembak runduk tersebut ataupun misi yang didukungnya. Dalam situasi sepreti itu diperlukan senapan runduk dengan kemampuan jangkauan jarak tembak yang lebih jauh, seperti senapan anti material.


Sebagai contoh, dalam peran kontra-penembak runduk, petugas penembak runduk biasanya memiliki posisi diluar jangkauan penembak runduk lawannya, sehingga ia mampu untuk meminta dukungan penembakan senapan mesin kearah penembak runduk lawan. Senapan mesin dengan kaliber amunisi yang sama akan lebih efektif pada jarak tembak yang cukup jauh walaupun tingkat akurasinya rendah, namun biasanya hasil tembakan beruntunnya akan lebih efektif.


Contoh yang sederhana untuk mengilustrasikan, , melawan perasaan intuisi, senjata yang kurang akurat dengan kaliber yang sama kemungkinan aktualnya memiliki jarak yang efektif dibanding senapan runduk:


Untuk target manusia dalam penembak runduk, petembak tidak membidik pada ujud manusianya, tetapi pada bidang lingkaran target. Bidang yang berhubungan dengan jarak, akurasi, dan lingkaran target, dengan memperhitungkan:
• Lingkaran target (inci) x akurasi MOA = Jarak dalam meter
• Jarak dalam meter / akurasi MOA = Lingkaran target dalam inci

Target senapan runduk


Perlu dicatat bahwa “lingkaran target” digunakan secara eksklusif saat bidang tembak “cone of fire" atau "group size" secara teknis lebih akurat. Sistem ini memiliki perbedaan yang tidak begitu penting.

Target senapan mesin
Lingkaran target umumnya berdiameter 8 inci, digambarkan sebagai lingkaran wilayah vital dari wilayah bahu manusia. Untuk kebanyakan petembak runduk memiliki kemampuan 1 akurasi MOA, jarak efektif maksimum (jarak dimana titik perkenaan peluru terjamin untuk berada diwilayah lingkaran 8 inci pada tembakan pertama) sekitar 800 meter.

Sebaliknya, penggunaan senapan mesin dengan amunisi yang sama dengan akurasi rendah hanya 6 MOA akan memiliki jarak efektif maksimum sampai sekitar 1.100 meter. Pada jarak tersebut dan keakuratannya, senapan mesin memiliki lingkaran bidang sasaran yang lebih besar sekitar 6 inci. Lingkaran target senapan mesin menjadi lebih besar karena jumlah penembakan yang dapat dilakukan lebih banyak, dengan penembakan secara acak dan berkelanjutan akan mendapatkan hasil perkenaan pada target didalam lingkaran bidiknya.
Dengan lebih luasnya lingkaran target maka jarak tembak akan dapat lebih tinggi dibandingkan senapan runduk yang harus diupayakan mengenai target pada penembakan pertama.

Catatan : semakin kecil MOA semakit akurat sasaran tembak dari senjata itu

Militer AS akan Gelar Uji Coba Tameng Rudal

Washington (ANTARA News) - Militer AS akan melakukan ujicoba "realistis", Jumat, atas sistem yang dibangun untuk melumpuhkan rudal jarak jauh yang kemungkinan diluncurkan dari Korea Utara atau Iran, Pentagon menyatakan.

Latihan tersebut, yang dilakukan di Samudera Pasifik, merupakan yang pertama kali sejak September 2007 yang melibatkan upaya penyergapan oleh perisai AS tunggal terhadap rudal balistik jarak jauh.


Boeing Company menjadi kontraktor utama bagi sistem itu, yang disebut pertahanan tengah jalan berbasis di darat. Sistem ini merupakan bagian temeng berlapis terhadap rudal yang boleh jadi membawa hulu ledak nuklir, biologis dan kimia.

"Ujicoba ini juga realistis dalam arti jarak yang diambil, lintasan, kecepatan dan kerangka waktu, yakni sekitar 30 menit peluncuran rudal yang datang menyerang," kata Richard Lehner, jurubicara Badan Pertahanan Rudal AS, dalam jawabannya lewat email kepada Reuters.

Presiden George W. Bush telah menyisihkan dana 10 miliar dolar per tahun pada segala aspek pertahanan rudal, pengeluaran tahunan termahal Pentagon bagi program pengembangan persenjataan.

AS dan Rusia berselisih terkait rencana pemerintah Bush memperluas sistem yang dikelola Boeing itu ke Eropa Timur, dengan menggunakan penyergap dua tingkat yang berbasis di 10 silo di Polandia dan sistem radar yang terhubung dengan sistem itu di Republik Czech.

Presiden terpilih Barack Obama, dalam laman internet miliknya, menyatakan dukungannya terhadap pertahanan rudal, namun akan menghindari penggunaan sumberdaya dari prioritas keamanan nasional lain "sampai kita merasa positif teknologi itu mampu melindungi rakyat Amerika".

Hingga sejauh ini, sistem pertahanan inti yang berbasis di darat tersebut telah menghancurkan targetnya dalam enam dari sembilan ujicoba, demikian menurut badan Pertahanan Rudal AS.

Penyergap jarak jauh

Secara keseluruhan, ada 36 rudal penyergap dalam 46 percobaan dalam seluruh unsur pengembangan tameng rudal itu, termasuk sistem yang berbasis di kapal dan jarak menengah, kata badan itu.

Ujicoba Jumat akan menggunakan rudal penyergap jarak jauh dari Pangkalan AU Vandenberg, California, atas rudal dengan hulu ledak dummy yang diluncurkan dari Kodiak, Alaska.

Rudal penyergap akan dipandu oleh empat sensor pelacak target, kata Pentagon.

Lehner, jurubicara badan itu, memperingatkan cuaca di Kodiak kurang bagus dan diramalkan hujan akan turun. (*)

Sejarah dan Jenis Kapal Induk

Kapal induk (bahasa Inggris: carrier vessel, CV) adalah sebutan untuk kapal perang yang memuat pesawat tempur dalam jumlah besar. Tugasnya adalah memindahkan kekuatan udara kedalam armada angkatan laut sebagai pendukung operasi operasi angkatan laut. Selain itu juga digunakan sebagai pusat komando operasi dan sebagai kekuatan detterence atau memberikan efek gentar pada lawan karena kekuatan udara yang dibawanya dalam satu kapal sama dengan jumlah kekuatan armada angkatan udara kebanyakan negara-negara di dunia.

Sejarah kapal induk
Kapal induk pertama kali digunakan oleh Angkatan Laut Inggris, namun sampai menjelang perang dunia kedua negara-negara barat termasuk Amerika Serikat masih enggan menggunakannya sebagai kekuatan Angkatan laut utama. Konsep konvensional armada angkatan laut saat itu didominasi oleh Kapal jelajah berat, Kapal jelajah, Kapal perusak (destroyer) dengan ukuran meriam yang cukup besar hal ini memang disebabkan bahwa kapal induk dipandang cukup rentan dan riskan bila digunakan dalam operasi maritim.

Adalah Angkatan Laut Jepang (Kaigun) yang menggunakan kapal Induk secara efektif pada awal perang dunia II. Akibat perjanjian maritim antara Inggris Amerika dan Jepang serta Perancis dan Jerman disepakati rasio tonase 5:5:3:1,5:1,5 untuk USA, Inggris, Jepang, Perancis dan Jerman membuat jepang mengakalinya dengan membuat kapal induk ukuran sedang tetapi dilengkapi kekuatan udara yang mematikan sekalipun menuai kemarahan dari pihak militer sendiri. Bukti dari rekayasa Jepang adalah serangan atas Pearl Harbour 9 Desember 1941 yang menyadarkan Barat akan fungsi kapal induk yang dapat melakukan serangan mematikan atas instalasi sasaran lawan. Jepang memang memiliki 20 lebih kapal induk saat itu diantaranya adalah :Akagi (merupakan kapal induk terbesar), Zuiho, Zuikaku, Soryu, Hiryu, Chiyoda. Namun dalam perjalanannya selama perang Pasifik, Jepang kehabisan seluruh armadanya. Terlebih-lebih dalam pertempuran di Midway dan Leyte yang merupakan pertempuran laut antar kapal induk.


Akagi, Kapal Induk Jepang di masa PD II

Negara-negara pengguna kapal induk
1. Amerika Serikat
2. Rusia
3. Perancis
4. Inggris
5. China
6. India
7. Italia
8. Spanyol
9. Brasil
10. Thailand

Negara-negara yang pernah menggunakan kapal induk
1. Jepang
2. Australia
3. Belanda
4. Argentina

Jenis-jenis kapal induk
Dari segi propulsi
Dari segi bahan bakar terdapat dua jenis kapal induk yakni:

Kapal Induk Nuklir
Kapal Induk ini menggunakan mesin bertenaga nuklir yang diperoleh dari reaktor nuklir yang berada pada kapal tersebut yang dihubungkan dengan turbin uap. Tenaga uap yang dihasilkan kapal Induk tersebut selain sebagai penggerak kapal juga digunakan sebagai suber tenaga listrik serta tenaga uapnya digunakan sebagai pengatur tekanan pada catapult kapal induk untuk meluncurkan pesawat. Untuk Armada Amerika serikat kapal ini diberi kode CVN contoh kapal induk nuklir adalah USS Ronald Reagan, USS Kitty Hawk, USS Enterprise.

Kapal Induk Konvensional

Kapal induk ini menggunakan mesin bertenaga diesel contohnya adalah 25 de Mayo (Argentina), Giuseppe Garibaldi (Italia), RTN Chakkri Narruebet (Thailand). Untuk Armada Amerika Serikat biasanya digunakan kode CV dan pada saat ini jarang digunakan.

Teknis Peluncuran Pesawat
Kapal Induk Konvensional (CTOL/Conventional Take Off Landing)
Kapal induk jenis ini biasanya berukuran besar karena geladaknya digunakan sebagai tempat pendaratan dan peluncuran pesawat secara convensional (biasa). Dilengkapi dengan catapult untuk meluncurkan pesawat dan kabel arrester (penahan) untuk membantu pendaratan pesawat, karena panjang geladak kapal induk lebih pendek daripada panjang landasan di pangkalan. Selain tempat parkir pesawat selain ruangan yang berarda pada lambung kapal. Kapal Kapal Induk yang digunakan US Navy rata rata adalah kapal induk jenis ini. Contoh : USS Ronald Reagan, USS John F Kennedy. Kiev(Rusia), 25 de Mayo (Argentina), Foch dan Charles de Gaulle (Perancis)

Kapal Induk STOVL (Short Take Off Vertikal Landing)

Kapal induk ini biasanya berukuran sedang/ringan, memiliki Sky Jump yang digunakan untuk meluncurkan pesawat dan pendaratan pesawat dilakukan secara vertikal. Oleh karena itu pesawat pesawat yang digunakan adalah pesawat pesawat tempur jenis khusus semacam AV-8 Harrier (USA) , Harrier II Plus (Inggris), Yak 38 Forger, Yak 141 Freehand (Rusia) ataupun Helikopter. Pada pesawat tempur Rusia biasanya dilengkapi laser untuk memudahkan pendaratan. Hampir kebanyakan negara menggunakan kapal Induk Jenis ini karena memerlukan biaya perawatan dan operasional yang lebih rendah daripada kapal induk jenis CTOL. Contoh dari Kapal Induk Jenis ini adalah: HMS Invincible, HMS Ark Royal (Inggris), Giuseppe Garibaldi (Italia), Prince de Asturias (Spanyol), Viraat, Vikrant (India), Novorossysk (Rusia), Chakri Narruebet (Thailand), USS Tarrawa (USMC.)

Jenis-Jenis Kapal Tempur Berteknologi Hydrofoil

Seperti dijabarkan di bagian depan, tak banyak negara yang mau mengoperasikan hdrofoil tempur. Alasan hampir-hampir serupa kapal model bagini dianggap kelewat rumit, mahal perawatan dan pengoperasian serta kurang bisa diandalkan dari segi kesiapan.

Tapi kenyataannya diatas bukan pertanda spesies kapal-kapal dengan lambung bercanard tak ada sama sekali. Sebagai gambaran AL AS misalnya, pernah menggelar armada Hydrofoil kelas Pegasus dengan kelengkapan rudal anti kapal Harpon sejenis yang beroperasi dari tahun 1977-1982.


Selain AS, masih ada tiga negara lain yang secara konsisten mengoperasikan hydrofoil bersenjata. Negara pertama adalah AL Italia. Negeri ini memiliki setidaknya tujuh unit hydrofoil kelas Sparviero yang kelas digelar di wilayah Mediterania sejak era1980-an. Selanjutnya berada di belakang Italia ada AL Soviet dan Cina. Berikut sejumlah tipe hydrofoil tempur itu .

PEGASUS
Pegasus merupakan gambaran kolaborasi tiga negara untuk membangun hydrofoil tempur. Ketiga negara itu adalah AS, jerman barat, dan Italia. Sesuai rencana awal, soal senjata nantinya setiap negara punya spek sendiri-sendiri. Jerman barat bakal memakai Exocet MM38. Sementara AS dengan harpon dan Italia mengandalkan Otomat. Program ini tak berusia panjang.

Spesifikasi :
Dimensi : Panjang 40m; beam 8,6m;
Drought 1,9,1 m
Bobot tempur : 225 Ton
Kecepatan Maks : 48 Knots
Jumlah awak : 21 orang








SARANCHA
Kehadiran Hydrofoil sarancha mulai di pergoki pada tahun 1977. Punya fungsi sebagai elemen pertahanan pelabuhan strategis, kapal ini di bekali dengan persenjataan berat. Sebut saja mulai dari empat rudal permukaan SS-N-9, kanon getling AK-630 , dan Rudal SAM SN-N-4

Spesifikasi
Dimensi : Panjang 45 m; beam 11 m
Draught 2,8 m
Bobot tempur : 300 ton
Kecepatan : +45 knot











SPARVIERO
Sparviero merupakan jawaban Italia atas kegagalan program Pegasus. Soal sosok jauh lebih pendek. Tapi jangan dianggap enteng. Soal persenjataan hydrofoil ini ditanggung mampu menenggelamkan kepal sekelas destroyer. Pada bagian depan terdapat meriam super cepat OTO melera kaliber 76 mm. Sementara di belakang tertanam pelontar rudal Otomat.

Spesifikasi
Dimensi : Panjang 24,6 m ; Beam 12,1 m
Draught 1,3 -4,4 m
Bobot tempur : 62,5 Ton
Kecepatan maksimal :+50 Knot
Jumlah Awak : 10 orang






HUCHUAN
Beda dengan negara-negara Barat, Cina terolong tak terlalu berhitung untuk urusan membangun armada Hydrofoil tempur. Tercatat negeri ini mengoperasikan sekitar 10 unit kapal cepat bersenjata kelas Huchuan. Selain di pakai sendiri kapal sejenis ini sempat pula dijual ke Albania, Pakistan, Rumania, dan Tanjania. Bergeser ke soal senjata. Seperti mesin-mesin perang buatan negeri tirai bambu pada umumnya, soal senjata memang tak terlalu canggih. Sebagai senjata utama kapal ini mengusung sepasang tabung torpedo kaliber 533 mm plus senjata bantu dua senapan mesin kembar DsHK kaliber 12,7 mm.

Spesifikasi
Dimensi: Panjang 21.8 m; beam 4,9 m;
Draught 0,31-1
Bobot tempur : 39 ton
Kecepatan maksimal : 54 knot
Jumlah awak 15 Orang