Seperti umumnya negara-negara di kawasan Laut Baltik, AL Swedia juga lebih mengutamakan kapal-kapal tempur cepat berukuran kecil. Kondisi alam yang di dominasi perairan dangkal merupakan faktor pemicu utama.
Salah satu tipe kapal cepat buatan Swedia yang namanya cukup berkibar adalah Spica. Berbekal sumber tenaga tiga unit Turbin Gas Rolls-Royce Proteus membuat kapal ini bisa beraksi dengan cepat menguber lawan-lawannya.
Salah satu tipe kapal cepat buatan Swedia yang namanya cukup berkibar adalah Spica. Berbekal sumber tenaga tiga unit Turbin Gas Rolls-Royce Proteus membuat kapal ini bisa beraksi dengan cepat menguber lawan-lawannya.
Bicara tentang senjata , pada varian awal Spica I, Swedia lebih suka memakai torpedo sebagai senjata utamanya. Sedikitnya ada enam tabung peluncur torpedo berpemandu kawat (wire-guided) yang bisa di bawa lebih banyak ketimbang kapal-kapal cepat torpedo pada umumnya.
Sebagai senjata bantu Spica I menggandalkan sepucuk meriam Bofors kaliber 57 mm. Senjata yang di dek depan ini juga punya kemampuan antipesawat. Hal ini diwakili dari kehebatan daya tembak meriam yang mencapai 200 butir proyektil per menit.
Bila lihat dari samping posisi kubah meriam dan anjungan kapal tergolong jauh. Ada keuntungan yang bisa diraih dari penempatan kubah model begini. Blind zone sudut elevasi meriam bisa diminimalisir. Alhasil ruang gerak laras lebih bebas manakala meriam di fungsikan sebagai senjata anti pesawat.
Selain Swedia, sejumlah negara lain yang juga mengoperasikan kapal sejenis ini . atau paling tidak mengambilnya sebagai basis pengembangan. Taruhlah contoh Al Denmark misalnya. Mereka ini sedikit meraupkan desain bagian atas mulai dari bagian atas. Mulai dari depan , meriam OTO-Malera kaliber 76 mm menggeser posisi Bofors Mk.1 selanjutnya kesaktian torpedo digantikan oleh peluncur rudal antikapal Harpoon agar mampu menampung kotak-kotak peluncur rudal maka posisi anjungan lebih maju ke depan. Ini bila di bandingkan dengan Spica I.
Kapal kelas spica juga di operasikan oleh AL Malaysia, tipe spesifikasinya adalah spica M atau dikenal dengan nama lokal sebagai kelas handalan. Beda dengan Swedia, empat kapal Malaysia ini memakai mesin diesel. Sementara sebagai senjata utama adalah empat pelontar rudal anti kapal Exocet MM38.
Ada satu cerita tersendiri tentang armada spica Al Swedia. Negeri ini secara khusus membangun bungker-bunker alam sebagai “hanggar” armada Spica di sepanjang garis pantai di desaian sedemikian rupa agar mampu menaha gempuran segala jenis senjata konvensional yang ada di jagat . Secara teori untuk membungkam satu bungker, lawan musti rela meluncurkan senjata nuklir yang nota bane bisa dipastikan menguras banyak tenaga.
RBS-15
Saab RBS-15 merupakan gambaran Rudal antikapal asli buatan Swedia. soal sosok di bilang unik. pada bagian bawah terdapat intake yang tak lain buat memasok udara sumber tanaga rudal kapal. Secara teknis dengan kecepatan Sub Sonik (March 0,8) senjata ini mampu menghantam target pada 150 km. pada setiap kapal cepat kelas Spica, AL Swedia memasang sekitar 8 rudal menggeser tabung pelontar torpedo. dalam kondisi siap dilontarkan seriap rudal punya bobot sampai 770 kg.
Spesifikasi :
Dimensi : Panjang 43,6 m ; Beam 7,1 m; drought 1,6 m
Bobot Tempur : 240 Ton
Sumber Tenaga : Turbin Gas Rolls-Royance Proteus
Kecepatan Maksimal :40 Knot
Awak : 28 Orang
Sebagai senjata bantu Spica I menggandalkan sepucuk meriam Bofors kaliber 57 mm. Senjata yang di dek depan ini juga punya kemampuan antipesawat. Hal ini diwakili dari kehebatan daya tembak meriam yang mencapai 200 butir proyektil per menit.
Bila lihat dari samping posisi kubah meriam dan anjungan kapal tergolong jauh. Ada keuntungan yang bisa diraih dari penempatan kubah model begini. Blind zone sudut elevasi meriam bisa diminimalisir. Alhasil ruang gerak laras lebih bebas manakala meriam di fungsikan sebagai senjata anti pesawat.
Selain Swedia, sejumlah negara lain yang juga mengoperasikan kapal sejenis ini . atau paling tidak mengambilnya sebagai basis pengembangan. Taruhlah contoh Al Denmark misalnya. Mereka ini sedikit meraupkan desain bagian atas mulai dari bagian atas. Mulai dari depan , meriam OTO-Malera kaliber 76 mm menggeser posisi Bofors Mk.1 selanjutnya kesaktian torpedo digantikan oleh peluncur rudal antikapal Harpoon agar mampu menampung kotak-kotak peluncur rudal maka posisi anjungan lebih maju ke depan. Ini bila di bandingkan dengan Spica I.
Kapal kelas spica juga di operasikan oleh AL Malaysia, tipe spesifikasinya adalah spica M atau dikenal dengan nama lokal sebagai kelas handalan. Beda dengan Swedia, empat kapal Malaysia ini memakai mesin diesel. Sementara sebagai senjata utama adalah empat pelontar rudal anti kapal Exocet MM38.
Ada satu cerita tersendiri tentang armada spica Al Swedia. Negeri ini secara khusus membangun bungker-bunker alam sebagai “hanggar” armada Spica di sepanjang garis pantai di desaian sedemikian rupa agar mampu menaha gempuran segala jenis senjata konvensional yang ada di jagat . Secara teori untuk membungkam satu bungker, lawan musti rela meluncurkan senjata nuklir yang nota bane bisa dipastikan menguras banyak tenaga.
RBS-15
Saab RBS-15 merupakan gambaran Rudal antikapal asli buatan Swedia. soal sosok di bilang unik. pada bagian bawah terdapat intake yang tak lain buat memasok udara sumber tanaga rudal kapal. Secara teknis dengan kecepatan Sub Sonik (March 0,8) senjata ini mampu menghantam target pada 150 km. pada setiap kapal cepat kelas Spica, AL Swedia memasang sekitar 8 rudal menggeser tabung pelontar torpedo. dalam kondisi siap dilontarkan seriap rudal punya bobot sampai 770 kg.
Spesifikasi :
Dimensi : Panjang 43,6 m ; Beam 7,1 m; drought 1,6 m
Bobot Tempur : 240 Ton
Sumber Tenaga : Turbin Gas Rolls-Royance Proteus
Kecepatan Maksimal :40 Knot
Awak : 28 Orang