Porsche Cayman dan Cayman S
Dari kiri :Christer Ekberg (Managing Director Porsche Asia-Pasifik), Herbert Kwee (CEO PT Eurokars Artha Utama) dan Christoph Choi hadir meluncurkan Cayman
Porsche Cayman - Porsche Cayman dan Cayman S Mengaspal di Indonesia - Porsche Indonesia meluncurkan keluarga sedan sport terbarunya, Cayman dan Cayman S di Senayan Golf, Jakarta Selatan, hari ini (19/3). Peluncuran ini menjadi istimewa karena Indonesia menjadi negara pertama di kawasan Asia Pasifik, terutama untuk Cayman. Dan kedua produk Jerman ini diklaim lebih bertenaga tetapi tetap irit bahan bakar.
Dalam presentasi produk, Daniel Kalai, Training Manager Sales and Marketing Porsche Asia Pacific memaparkan, Cayman mendapat penyegaran tampilan wajah dengan konfigurasi lampu kabut baru. Penambahan garnish aluminium pada bagian atas mesin dan di bawah kap belakang makin menambah eksklusivitas.
Panjang sumbu roda mobil ini bertambah 66 mm dari model sebelumnya. Ukuran pelek juga melebar jadi 20 inci dari sebelumnya 18 inchi. "Meksipun lebih banyak fitur baru yang ditambah pada mobil ini, bobotnya justru lebih ringan 30 kg," jelas Daniel.
Tampilan Cayman dan Cayman S hampir sama, hanya beda di mesin
Ukuran pelek kini 20 inci
Cayman dibekali mesin 6-silinder, 2,7 liter bertenaga 275 hp, bisa dikebut 0-100 kpj dalam 5,4 detik. Kecepatan maksimumnya mencapai 266 kpj. Konsumsi bahan bakarnya diklaim antara 12,9 kpl sampai 12,1 kpl.
Sedangkan Cayman S punya mesin 3,4 liter bertenaga 325 hp, akselerasi terbaik 0-100 kpj 4,7 detik dan bisa digeber sampai 283 kpj. Konsumsi bahan bakarnya diklaim 12,5 kpl sampai 11,3 kpl.
I Made Sujana, GM Purna Jual Porsche Indonesia menambahkan, dalam tahun ini perusahaan masih melihat seberapa besar animo konsumen Indonesia terhadap model baru ini. "Kami harap bisa terjual 20-30 unit untuk kedua model ini," jelas Made.
Ketika ditanya banderol pasti Cayman maupun Cayman S, pihak Porsche Indonesia masih malu-malu dan mengatakan kalau harga jual setiap unit sangat tergantung dari pilihan fitur yang diinginkan konsumen. "Kalau di Eropa harga paling murah 65.000 euro (Rp 817,4 juta)," lanjut Made.
Tapi, jangan kaget kalau di Indonesia harganya bisa dua kali lipat, pasalnya harus kena pajak impor 40 persen dan Pajak Penambahan Nilai Barang Mewah 75 persen. Bagi Anda yang tertarik harus sabar karena setiap pesanan inden 2 bulan.
